Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Tanggal 2 Juli 2025
02 Jul 2025 15:20 WIB

Foto : Kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (30/6). (Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.)
JAKARTA - Memasuki awal pekan pada bulan Juli, Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat beberapa kejadian bencana yang terjadi hingga Rabu (2/7) pukul 07.00 WIB. Bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia.
Laporan pertama yang dirangkum adalah peristiwa banjir yang melanda wilayah Kabupaten Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (28/6) pukul 01.55 WITA ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi hingga mengakibatkan tembok penahan tanah jebol dan air melimpas ke pemukiman warga.
Sebanyak 72 rumah terdampak yang berada di Desa Lapandewa Kecamatan Kulisusu Barat dan Desa Torombia Kecamatan Kalisusu Utara. Kondisi terkini per Senin (30/6) banjir sudah berangsur surut.
Selanjutnya banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Kenaikan debit air yang dipicu hujan yang terjadi pada Sabtu (28/6) menyebabkan banjir yang menghantam jembatan dan tandon permanen.
Warga dilaporkan sempat mengalami kekurangan air bersih akibat tandon permanen yang tertimbun oleh material sedimen yang terbawa saat banjir. Kaji cepat sementara mencatat, 6.165 jiwa terdampak yang tersebar di dua desa yakni Desa Sumberjati dan Desa Sumbersalak.
BPBD bersama tim gabungan segera lakukan penanganan darurat, salahsatunya dengan melakukan kerja bakti pembangunan jembatan darurat dan perbaikan pipa air bersih sepanjang kurang lebih 2.300 meter. Sementara perbaikan dilakukan, distribusi air bersih juga telah dipasok dengan menggunakan truk tangki air.
Laporan ketiga, banjir terjadi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada Selasa (1/7). Wilayah terdampak berada di Desa Bandulu Kecamatan Anyer, peristiwa ini dilaporkan memaksa 3 KK mengungsi di Mushola Madrasah Nurul Aulad. Kaji cepat mencatat, 40 rumah dan 2 fasilitas ibadah terdampak banjir. Pantauan visual terkini hingga Selasa (1/7) banjir masih belum surut. Ketinggian air berkisar antara 2- hingga 40 sentimeter.
Selain banjir, laporan mengenai kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga berhasil dihimpun. Karhutla dilaporkan melanda wilayah Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah. Titik api dilaporkan muncul pada Selasa (1/7) pukul 12.15 WIB.
Adapun wilayah terdampak berada di Desa Sungai Cabang Barat Kecamatan Pantai Lunci. Lahan tebakar mencapai 3,5 hektare yang terdiri dari vegetasi ilalang, semak belukar, pakis dan sawit. Upaya pemadaman juga telah dilakukan BPBD bersama manggala agni dengan menggunakan jet shooter atau pompa punggung. Api berhasil dipadamkan pada Selasa (1/7) pukul 14.30 WIB.
Lebih lanjut, karhutla juga terjadi di wilayah Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Kepulan asap dilaporkan terlihat pada Selasa (1/7) pukul 15.30 WIB. Luas lahan terbakar mencapai 2 hektare yang berada di Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara. Dua unit mesin jinjing digunakan untuk pemadaman oleh tim BPBD Ogan ilir. Sebagian besar api sudah berhasil dipadamkan, menyisakan satu titik api yang masih belum terjangkau. Penyebab kebakaran masih dalam proses penyidikan oleh pihak berwajib.
Prakiraan Cuaca Dua Hari Ke Depan dan Potensi Risiko Bencana
Dalam dua hari ke depan pada tanggal 2 hingga 3 Juli 2025, sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami cuaca cerah berawan hingga hujan ringan hingga sedang. Namun, beberapa wilayah memiliki potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang, terutama di wilayah Sumatera bagian barat dan utara seperti Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Potensi cuaca ekstrem juga diperkirakan terjadi di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan Papua Pegunungan, serta di wilayah selatan Jawa seperti Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Barat bagian utara.
Suhu udara di sebagian besar wilayah berkisar antara 20 hingga 34 derajat Celsius, dengan suhu lebih dingin di daerah pegunungan seperti Dieng dan Pegunungan Papua. Sementara itu, kecepatan angin umumnya berada pada kisaran 10 hingga 30 km per jam.
Wilayah pesisir selatan Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara diprakirakan mengalami angin timuran yang cukup kencang, yang perlu diwaspadai oleh masyarakat dan pelaku pelayaran.
Kondisi cuaca ini berpotensi menimbulkan sejumlah bencana hidrometeorologi. Potensi banjir dan banjir bandang dapat terjadi di wilayah-wilayah dengan curah hujan tinggi seperti Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat. Selain itu, tanah longsor juga dapat terjadi di daerah dataran tinggi dan lereng curam, seperti pegunungan Papua, Sulawesi Tengah, serta perbukitan di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Angin kencang dapat berpotensi menyebabkan pohon tumbang, khususnya di wilayah pesisir dan daerah dengan pepohonan rapuh. Di samping itu, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara dan Laut Flores diperkirakan mengalami gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter, sehingga masyarakat dan nelayan diimbau agar tetap waspada terhadap risiko gelombang besar.
Menyikapi kejadian bencana yang terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk tetap menjaga kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Untuk potensi karhutla, BNPB mengimbau agar pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan benar-benar memastikan aspek pencegahan berjalan optimal. Diupayakan agar titik panas tidak berkembang menjadi titik api, kalaupun ada titik api tidak boleh berkembang atau bereskalasi menjadi kebakaran lahan dan hutan.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin