Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Tanggal 1 Agustus 2025
01 Agt 2025 10:40 WIB

Foto : Tim gabungan melakuan pemadaman api yang membakar lahan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara pada Rabu (30/7). (BPBD Kota Tarakan.)
JAKARTA - Memasuki hari pertama di bulan Agustus 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum kejadian bencana dan penanganan yang dilakukan oleh pihak terkait, periode 31 Juli 2025 pukul 07.00 WIB sampai dengan 1 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB.
Kejadian yang pertama adalah, Kebakaran hutan dan lahan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang terjadi sejak 30 Juli 2025. Lahan seluas 26 hektare di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur terbakar dilalap Si Jago Merah pukul 14.00 waktu setempat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan unsur terkait lainnya langsung menuju ke lokasi terdampak untuk melakukan pemadaman api. Kondisi terkini, tim gabungan masih berjibaku untuk memadamkan api tersebut.
Beralih ke Provinsi Bengkulu, Kabupaten Seluma. Hujan dengan intensitas tinggi picu banjir yang merendam pemukiman warga sejak Kamis (31/7) pukul 00.00 WIB. Sebanyak enam kecamatan terdampak, antara lain Sukaraja, Air Periukan, Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma dan Seluma Utara.
Berdasarkan hasil kaji cepat sementara, sebanyak 206 kepala keluarga dan 206 unit rumah terdampak dari kejadian ini. Selain itu sejumlah infrastruktur seperti satu unit kantor desa, satu unit balai desa, 5 akses jalan dan satu fasilitas pendidikan pun terendam, serta satu unit jembatan gantung terputus yang mengakibatkan aktivitas masyarakat pun terganggu. BPBD Kabupaten Seluma dan instansi terkait lainnya, melakukan penanganan dan monitoring di lokasi terdampak.
Masih di Pulau Sumatera, tepatnya Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Banjir terjadi pascameluapnya debit air sungai yang tidak mampu menahan derasnya hujan yang turun pada Kamis (31/7) pagi hari. Luapan sungai merendam dua kecamatan, antara lain Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Baturaja Barat. Tercatat 82 kepala keluarga atau 322 jiwa terdampak dan 82 unit rumah turut terendam.
BPBD Kabupaten Ogan Komering Ulu melakukan kaji cepat dan bersiaga di lokasi terdampak guna melakukan penanganan lebih lanjut. Kondisi terkini, sejumlah wilayah telah berangsur surut.
Kejadian bencana berikutnya adalah cuaca ekstrem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. BPBD Kabupaten Rembang dan warga bergotong royong melakukan pembersihan material dan memperbaiki rumah yang rusak pascaditerjang angin kencang pada Rabu (30/7). Sebanyak 41 unit rumah warga mengalami kerusakan dan satu unit gapura hancur imbas dari peristiwa ini.
Merespon masih maraknya kejadian bencana hidrometeorologi basah di tengah musim kemarau, BNPB mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan. Antara lain dengan rutin membersihkan aliran sungai dan drainase yang berpotensi tersumbat serta menyebabkan debit air meluap, serta memangkas dahan atau ranting pohon yang rapuh karena berisiko terbawa angin kencang.
Sementara itu, untuk meminimalisasi kebakaran hutan dan lahan, masyarakat diimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Pemerintah daerah juga diharapkan mempersiapkan personel dan peralatan pemadaman agar dapat segera menuju lokasi apabila ditemukan titik api.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin