Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air Periode 26 Juni 2025
26 Jun 2025 14:15 WIB

Foto : BPBD Kabupaten Bima melakukan distribusi air bersih kepada warga Desa Kalampa, Kecamatan Woda, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat pada Rabu (25/6). (BPBD Kabupaten Bima)
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) mencatat sebanyak lima kejadian bencana yang baru terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Laporan pertama mencatat, kejadian banjir yang melanda Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan menyebabkan banjir pada Senin, (23/6) pukul 18.30 WIB. Sebanyak 360 KK atau 1.230 jiwa, dan 360 unit rumah serta satu unit fasilitas ibadah terdampak. BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Karawang berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk Upaya penanganan darurat dan melakukan asesmen di lapangan.
Beralih ke Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Banjir rob terjadi pada Sabtu, (21/6) pukul 01.00 WIB dipicu cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah mengakibatkan gelombang pasang air laut. Air mulai naik melalui Sungai Glodok, berdampak pada akses jalan dengan ketinggian genangan air 10-50 cm dan pemukiman warga dengan ketinggian 30-50 cm. Adapun lokasi terdampak yakni Kecamatan Kendal, Kaliwungu dan Patebon.
Sebanyak 2.686 KK atau 3.820 jiwa serta enam fasilitas pendidikan, 12 unit fasilitas ibadah, satu akses jalan, lahan Pertanian dan lapangan sepak bola terdampak akibat kejadian ini. BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Kendal melakukan upaya penangangan, monitoring wilayah serta mendistribusikan dukungan bantuan logistik dari Dinas Sosial Kabupaten Kendal pada warga terdampak. Kondisi terkini pada Rabu, (25/6) banjir sudah surut.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi hingga sedang pada Minggu, (22/6) mengakibatkan naiknya volume air di sungai yang berada di Kecamatan Amalatu, Desa Latu, Tomalehu dan Hualoy. Tercatat 70 KK atau 325 jiwa serta 70 unit rumah terdampak akibat kejadian ini. Menyikapi kejadian ini, BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat melakukan penanganan darurat dilapangan. Kondisi terkini pada Rabu, (25/6) hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih mengguyur wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat.
Beralih ke Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kekeringan Dipicu kerusakan mesin pompa air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menjadi sumber mata air, mengakibatkan warga Desa Kalampa, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima mengalami kekeringan pada Rabu, (25/6) pukul 16.30 WITA. Tercatat 163 KK atau 248 jiwa, serta 163 unit rumah terdampak akibat peristiwa ini. BPBD Kabupaten Bima melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pengamatan, pendataan dan kaji cepat serta penanganan darurat bencana, serta mendistribusikan bantuan Sebanyak 20.000 liter air bersih untuk kebutuhan 163 KK atau 489 jiwa warga Desa Kalampa, yang tersebar di Dusun Rangga 102 KK (306 jiwa), dan Dusun Ndora 61 KK (183 jiwa) Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Kondisi terkini pada Rabu, 25/6 situasi telah kondusif.
Laporan berikutnya yakni kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Peristiwa ini terjadi pada Senin, (23/6). Adapun Lokasi kejadian berada di Desa Ujong Mangki, Kecamatan Bakongan. Dilaporkan lahan seluas tujuh hektar habis terbakar.
Satgas gabungan melakukan upaya pemadaman lahan. Proses pemadaman dengan mengerahkan satu unit armada Damkar PB 05 Bakongan. Saat ini, masih ada titik api yang belum sepenuhnya padam, dan upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh satgas gabungan.
Berdasarkan prakiraan cuaca dalam dua hari kedepan atau Jumat – Sabtu (27/28), beberapa wilayah di Indonesia masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, seperti di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
BNPB mengingatkan bahwa fenomena cuaca tersebut dapat berpotensi menjadi pemicu kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, terutama di kawasan dengan kondisi tanah yang labil atau pasca pembukaan lahan. Adapun di wilayah pesisir, potensi banjir rob juga masih mungkin terjadi akibat pasang maksimum.
Untuk itu masyarakat diimbau untuk melakukan langkah-langkah mitigasi, antara lain dengan membersihkan saluran drainase, mempersiapkan area penampungan air, memangkas dahan pohon untuk mengurangi potensi pohon roboh saat cuaca ekstrem serta menetapkan rencana kedaruratan dan evakuasi. Baik pemerintah daerah maupun masyarakat diharapkan untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap ancaman bencana yang dapat terjadi kapan saja.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin