Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 6 Juli 2025

Dilihat 139 kali
Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 6 Juli 2025

Foto : Tanah longsor menyebabkan kerusakan rumah dan infrastruktur di Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (5/7). (BPBD Kabupaten Sinjai)

JAKARTA – Sejumlah bencana hidrometeorologi basah mendominasi pada pekan pertama Juli 2025. Berikut perkembangan informasi kejadian bencana yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu (5/7), pukul 07.00 WIB hingga Minggu (6/7), pukul 07.00 WIB.

Banjir bandang melanda wilayah Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu (5/7), pukul 03.00 WITA, dipicu hujan dengan intensitas tinggi. Wilayah terdampak yakni Kecamatan Bantaeng, Bissappu, Uluere, dan Eremerasa. Sebanyak 1.295 KK terdampak dan masih dalam pendataan, kerusakan mencangkup 1.295 unit rumah, dua unit tanggul sungai, dua akses jalan serta lahan pertanian warga turut terdampak dari kejadian ini. BPBD Kabupaten Bantaeng berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pendataan dan evakuasi korban terdampak.  Kondisi terkini pada Sabtu (5/7), air sudah mulai surut dan warga mulai melakukan pembersihan.

Banjir bandang juga melanda wilayah Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Sabtu (5/7), pukul 08.10 WITA. Hujan intensitas tinggi picu meluapnya air sungai ke pemukiman warga. Lokasi terdampak yakni Kecamatan Ujung Bulu, Ujung Loe, Gantarang dan Bulukumpa. Tercatat 1950 KK terdampak serta kerugian materil lainnya yakni 1.950 unit rumah, satu akses jalan, dua unit jembatan, dua tanggul turut terdampak. BPBD Kabupaten Bulukumba berkoordinasi dengan pihak terkait, melakukan pendataan dan evakuasi warga terdampak. Kondisi terkini pada Sabtu (5/7), banjir telah surut.

Masih di Provinsi Sulawesi Selatan, banjir turut menggenang di wilayah Kabupaten Bone. Dan berdampak pada sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Palakka, Mare, Ponre, Awangpone, Tonra, Kahu, Ulaweng, Tanete Riattang Timur dan Patimpeng. Sebanyak 500 KK dan 500 unit rumah terdampak, termasuk tiga jembatan, satu bendungan. BPBD Kabupaten Bone melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat serta melakukan pendataan dan evakuasi warga terdampak. Kondisi terkini pada Sabtu (5/7), petugas masih melakukan penanganan. 

Beralih ke kejadian bencana lainnya, tanah Longsor melanda wilayah Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu (5/7), pukul 08.00 WITA. Hujan dengan intensitas tinggi pada daerah hulu dan hilir mengakibatkan Sungai Mangngottong, Tangka, Kalamisu dan Apareng mengalami peningkatan debit air, sehingga ratusan rumah terendam banjir dan sejumlah fasilitas rusak akibat longsor. Wilayah terdampak yakni Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Selatan, Sinjai Barat, Borong dan Bulupoddo. Sebanyak dua orang mengalami luka berat pada kejadian ini. Sekretaris Daerah, BPBD Kabupaten Sinjai bersama Instansi terkait melakukan penanganan di lokasi kejadian. Pengerahan alat berat dilakukan pada wilayah yang terisolir akibat longsor. Pemerintah setempat menetapkan perpanjangan status tanggap darurat yakni Keputusan Bupati Sinjai Nomor 419 Tahun 2025 tentang Perpanjangan Kedua Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Kabupaten Sinjai, TMT 1 Juli s.d 15 Juli 2025. Kondisi terkini pada Sabtu (5/7), masih dalam penanganan.

Beralih ke Provinsi Jawa barat, tanah longsor turut melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (5/7), pukul 18.15 WIB. Curah hujan tinggi, struktur tanah yang labil dan kemiringan yang ekstrim menyebabkan longsor yang berdampak pada Desa Cikidang, Kecamatan Lembang. Terdapat satu korban jiwa meninggal pada kejadian ini, serta 7 KK (11 jiwa) mengungsi dan masih dalam pendataan. Kerugian materil diantaranya satu unit rumah rusak berat, tiga unit rumah lainnya berpotensi terdampak. BPBD Kabupaten Bandung Barat melakukan kaji cepat ke lokasi serta melakukan evakuasi korban dan pengalihan ke jalan arteri. Distribusi logistik dan peralatan telah dilakukan oleh petugas gabungan. Kondisi terkini pada Sabtu (5/7), petugas masih melakukan penanganan longsor yang menimbun rumah. Sementara korban selamat dan warga memiliki tempat tinggal berpotensi terdampak untuk sementara mengungsi di rumah kerabat atau saudara terdekat.

Tanah Longsor lainnya juga terjadi di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.  Hujan deras dengan durasi yang cukup lama dan kondisi tanah yang labil menyebabkan longsor di beberapa titik pada Sabtu (5/7). Terdapat lima kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Dramaga, Kemang, Ciampea, Cibungbulang, dan Megamendung. Terdapat dua korban jiwa masih dinyatakan hilang. Kerugian materil diantaranya dua unit rumah rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang, tiga unit rumah terancam, satu unit fasilitas ibadah, satu akses jalan, dua unit tembok penahan tanah terdampak. BPBD Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan aparat setempat dan memberikan edukasi kebencanaan dan himbauan serta penanganan. Evakuasi di Desa Cipayung Girang belum bisa dilakukan dikarenakan tanah masih labil dan debit air Kali Ciesek masih tinggi. Terdapat kebutuhan mendesak yakni terpal, bronjong dan logistik tanggap darurat.  Kondisi terkini pada Sabtu (5/7), petugas masih melakukan penanganan di lokasi kejadian.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana banjir bandang dan tanah longsor terutama saat atau setelah curah hujan tinggi berdurasi lama.

Bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor seperti lereng bukit, tebing curam, atau bantaran sungai diminta untuk selalu memantau kondisi lingkungan sekitar dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika hujan lebat mengguyur wilayah lebih dari satu jam disertai perubahan warna air sungai maupun suara gemuruh dari wilayah lereng atau perbukitan. Ikuti arahan petugas di lapangan dan tidak mengikuti informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan untuk melakukan pemantauan dan penyusuran sungai serta mempersiapkan rencana kedaruratan khususnya jalur dan lokasi evakuasi sementara bagi masyarakat yang tinggal di lokasi dengan risiko tinggi bencana.



Abdul Muhari, Ph.D.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN