Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 5 Juli 2025
05 Jul 2025 09:34 WIB

Foto : Banjir melanda 11 desa di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, akibat hujan berintensitas tinggi pada Jumat (4/7). (BPBD Kab Buton Utara)
JAKARTA – Bencana hidrometeorologi dan geologi tercatat melanda beberapa sejumlah wilayah di Indonesia. Berikut laporan perkembangan situasi dan penanganannya yang dipantau BNPB pada Sabtu (5/7).
Banjir melanda 11 desa pada 5 kecamatan di Kabupaten Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kejadian ini berlangsung pada Jumat (4/7) setelah adanya hujan intensitas tinggi. Bencana melanda 620 KK (3.073 jiwa). Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih melakukan pendataan di lapangan. Sedangkan kerugian material tercatat rumah terdampak 620 unit, akses terdampak 2 titik, talud rusak 4 unit dan bangunan pengamanan pantai 4 titik. Pada hari yang sama, banjir di sebagian wilayah mulai surut, sementara daerah lain masih tergenang meskipun volumenya menurun.
Pada Jumat (4/7) banjir juga melanda Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah terdampak berada di 1 desa, Desa Puspasari, pada Kecamatan Citeureup. Sebanyak 45 KK (180 jiwa) terdampak. Tidak ada laporan adanya korban jiwa akibat kejadian tersebut. Warga bergotong royong untuk membersihkan material sampah dan lumpur yang terbawa banjir.
Masih di Kabupaten Bogor, banjir melanda 3 desa di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Bojonggede dan Citeureup telah surut pada Kamis (3/7). Bencana ini menyebabkan rumah rusak sedang 1 unit, sedangkan terdampak 283 unit. BPBD setempat mencatat warga terdampak berjumlah 283 KK (1.154 jiwa), sedangkan 1 KK (5 jiwa) mengungsi ke rumah keluarga.
Di wilayah timur, banjir menerjang 1 desa di Kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (2/7), pukul 17.45 waktu setempat atau WIT. Banjir mengakibatkan 57 KK (215 jiwa) terdampak. Perkembangan pada Jumat (4/7), genangan mulai berangsur surut dari 100 cm menjadi 50 cm. Pantauan Jumat kemarin hujan masih turun.
Sementara itu, bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatra Utara, pada Rabu (2/7), beberapa titik berhasil dipadamkan petugas gabungan. Namun pantauan pada Jumat kemarin (4/7) banyak titik api masih belum berhasil padam. Lokasi karhutla berada di Desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur. Pantauan BPBD setempat lahan 10 hektar terbakar akibat insiden ini.
Menyikapi bahaya yang dipicu faktor hidrometeorologi dan geologi, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu waspada dan siap siaga. Terkait dengan hidrometeorologi kering, khususnya karhutla, BNPB telah memberikan dukungan, antara lain operasi modifikasi cuaca. BNPB meminta sinergi pentaheliks dalam pencegahan dan pengendalian karhutla. Pada konteks ini, pencegahan terjadinya api lebih efektif dibandingkan apabila api sudah mulai membesar.
Sedangkan dalam mengantisipasi bahaya hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor, warga diharapkan untuk selalu memonitor prakiraan cuaca dan kondisi struktur tanah di sekitar. Sumber informasi resmi terkait peringatan dini cuaca dan gerakan tanah. Pada bahaya geologi, BNPB mengharapkan pemerintah daerah dan warga untuk selalu mewaspadainya, mengingat ini dapat terjadi sewaktu-waktu, seperti erupsi gunung api dan gempa bumi.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin