Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 3 Agustus 2025
03 Agt 2025 11:25 WIB

Foto : Bangunan warga di Gampong Lueng Tanoh Tho, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengalami kerusakan pada bagian atap akibat terjangan angin puting beliung yang terjadi pada Sabtu, (2/8). (BPBD Kabupaten Aceh Barat)
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana berdampak signifikan di Indonesia dalam kurun waktu 24 jam, mulai Sabtu, 2 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB hingga Minggu, 3 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB. Laporan peristiwa bencana baru tercatat sebanyak empat kejadian.
Salah satu kejadian dalam laporan tersebut adalah kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Peristiwa ini terjadi tepatnya di Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horison, pada Jumat (1/8) pukul 16.55 WIB. Kebakaran melanda area perbukitan dan menghanguskan sekitar dua hektare lahan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simalungun segera merespons kejadian ini dengan melakukan koordinasi bersama pemerintah setempat. Tim BPBD diterjunkan ke lokasi untuk melakukan asesmen lapangan guna mengetahui titik api dan luas area terdampak secara lebih detail. Dalam upaya penanganan darurat, petugas BPBD juga melakukan pemadaman secara langsung pada area yang dapat dijangkau, guna mencegah perluasan kebakaran lebih lanjut.
Penanganan cepat yang dilakukan oleh BPBD setempat berhasil meminimalkan dampak lebih luas dari kebakaran tersebut. Dalam peristiwa ini tidak ditemukan korban jiwa. Namun, kerugian materiel ditaksir mencapai sekitar dua hektare lahan yang terbakar, yang sebagian besar merupakan semak belukar di wilayah perbukitan. Kondisi terkini, api telah berhasil dipadamkan dan situasi di lokasi kebakaran dinyatakan terkendali.
Sementara itu, di wilayah lain di Provinsi Sumatera Utara, bencana kekeringan akibat musim kemarau juga menimbulkan dampak signifikan, khususnya terhadap sektor pertanian. Salah satu wilayah yang terdampak cukup signifikan adalah Desa Tangga Bosi III, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal. Sungai Patabotung yang menjadi salah satu sumber air utama bagi irigasi di wilayah tersebut mengalami penurunan debit secara drastis, sehingga tidak mampu mengairi lahan pertanian seperti biasanya.
Kondisi ini menyebabkan sekitar 211 hektare lahan persawahan mengalami kekeringan. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, para petani terpaksa menghadapi risiko gagal panen yang dapat berdampak pada ketahanan pangan dan perekonomian lokal. Situasi ini pun mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan instansi kebencanaan.
Menyadari potensi dampak jangka panjang, pemerintah daerah segera mengambil langkah-langkah awal untuk mengantisipasi risiko lanjutan. Sebagai bentuk respons cepat, BPBD Kabupaten Mandailing Natal telah melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat serta mengerahkan tim ke lapangan untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak. Tim gabungan melakukan pendataan kondisi kekeringan guna merumuskan langkah-langkah penanganan jangka pendek dan menengah.
Hingga kini, proses penanganan masih terus berlangsung. Pemerintah daerah bersama BPBD dan instansi terkait tengah menyusun strategi pemenuhan kebutuhan air darurat dan mitigasi risiko gagal panen.
Di sisi lain, hujan deras disertai angin puting beliung juga dilaporkan melanda wilayah barat Indonesia dan menyebabkan kerusakan pada pemukiman warga. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Aceh Barat pada Sabtu (2/8) sekitar pukul 19.00 WIB, tepatnya di Gampong Lueng Tanoh Tho, Kecamatan Woyla, dan langsung menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat setempat.
Sedikitnya 17 unit rumah mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang. Sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian atap dan struktur bangunan. Akibat kejadian ini, sebanyak 17 Kepala Keluarga terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabat terdekat guna mencari tempat yang lebih aman.
Kejadian ini langsung mendapat respons cepat dari BPBD setempat yang bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya penanganan. Tim Reaksi Cepat dari BPBD Kabupaten Aceh Barat segera dikerahkan untuk melakukan asesmen di lokasi kejadian. BPBD juga berkoordinasi dengan unsur pemerintah gampong, serta aparat dari Koramil dan Polsek setempat untuk melaksanakan pendataan dan penanganan awal terhadap dampak bencana. Kegiatan penanganan darurat dilakukan secara terpadu, melibatkan Pos Damkar Woyla, relawan dari organisasi RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia), serta dukungan aktif dari masyarakat setempat.
Upaya proses pembersihan material sisa bencana masih terus berlangsung. Warga bersama personel BPBD dan unsur terkait bergotong royong membersihkan puing-puing bangunan yang rusak, memperbaiki akses, serta membantu keluarga terdampak.
Pemerintah daerah melalui BPBD Aceh Barat terus memantau perkembangan situasi dan akan menindaklanjuti kebutuhan warga terdampak, termasuk bantuan logistik dan perbaikan rumah.
Tidak hanya di Aceh, bencana serupa juga terjadi di Provinsi Jambi, angin puting beliung menerjang tiga desa di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, pada Sabtu (2/8) pukul 14.15 WIB. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan kerusakan pada pemukiman warga, serta satu warga luka ringan.
Tiga desa yang terdampak adalah Desa Batang Sangir, Pasar Kersik Tuo, dan Desa Sangir. Data sementara mencatat bahwa sebanyak 109 Kepala Keluarga terdampak. Selain itu, dilaporkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan dengan kategori berbeda, yakni 36 unit rumah rusak berat, 20 unit rumah rusak sedang, dan 58 unit rumah rusak ringan.
Tanggap darurat pun segera dilaksanakan untuk memitigasi dampak dan memastikan bantuan cepat sampai kepada warga terdampak. BPBD Kabupaten Kerinci bersama dengan instansi terkait telah turun langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan asesmen dan pemantauan lapangan, serta berkoordinasi dengan pemerintah desa dalam merespons dampak bencana. Masyarakat dan relawan juga terlibat aktif dalam upaya pembersihan puing-puing.
Saat ini, kondisi cuaca telah berangsur membaik dan angin kencang sudah berhenti. Namun, proses penanganan darurat masih terus berlangsung. Kebutuhan mendesak di lapangan antara lain berupa terpal untuk perlindungan sementara serta logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar para warga terdampak.
Meski kondisi cuaca mulai stabil, pemulihan pascabencana masih terus diupayakan oleh pemerintah daerah bersama berbagai pihak. Pemerintah Kabupaten Kerinci terus berkoordinasi untuk mempercepat pemulihan pascabencana.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran lahan, kekeringan, dan cuaca ekstrem yang dapat memicu angin puting beliung. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran terbuka di area perbukitan atau lahan kering selama musim kemarau guna mencegah terjadinya kebakaran. Di wilayah terdampak kekeringan, warga diharapkan menghemat penggunaan air dan berkoordinasi dengan pemerintah desa terkait alternatif sumber air atau upaya irigasi darurat.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di daerah rawan angin kencang diminta memeriksa kondisi atap rumah, memangkas dahan pohon yang rapuh, dan segera mencari tempat aman jika terjadi perubahan cuaca ekstrem. BNPB juga mengingatkan pentingnya mengikuti arahan dari BPBD dan pemerintah daerah serta tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin