Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Peran Besar Satuan Pendidikan Dalam Kesiapsiagaan Bencana

Dilihat 2471 kali
Peran Besar Satuan Pendidikan Dalam Kesiapsiagaan Bencana

Foto : Talkshow Webinar dengan tema “Literasi Kebencanaan dan Implementasinya melalui Penguatan Satuan Pendidikan Aman Bencana” yang diselenggarakan di Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (8/4). (BNPB)


JAKARTA – Menjelang Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) pada tanggal 26 April 2021, Badan Nasional Penanggalungan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Kesiapsiagaan, menggelar Talkshow  Webinar dengan tema “Literasi Kebencanaan dan Implementasinya melalui Penguatan Satuan Pendidikan Aman Bencana”. Kegiatan berlangsung pada Kamis (8/4) di Graha BNPB.

Kegiatan kali ini menghadirkan narasumber terkait kebencanaan di antaranya Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB), Jamjam Muzaki, Anggota Presidium Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia (KPBI) Avianto Amri, dan Kepala Sekolah Hati Kudus, Yohanes Suwandi. 

Satuan pendidikan merupakan bagian penting dalam perkembangan suatu negara. Melalui pendidikan yang baik tentu dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalamnya. Perhatian terhadap situasi kebencanaan juga perlu diperhatikan dalam pendidikan. Hal ini untuk menanamkan kesadaran sejak dini akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. 

Perhatian khusus diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan mengeluarkan Peraturan No.33 tahun 2019 yang di dalamnya tercantum Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang akan memberikan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana baik dalam situasi normal, tanggap darurat, hingga masa pasca bencana. 

Jamjam Muzaki menyampaikan, kegiatan SPAB dilakukan bekerjasama dengan instansi pemerintahan terkait dimulai dari satuan pendidikan terkecil.

“Kegiatan SPAB ini dibantu oleh kelembagaan pemerintah seperti Kemendikbud, Kemenag, BNPB, dan kementrian/lembaga terkait lainnya. Di dalamnya kami menarget mulai dari peserta didik hingga pihak petinggi satuan pendidikan terkait. Upaya yang dilakukan tentu kesiapsiagaan berupa mitigasi dan edukasi kebencanaan,” kata Jamjam.

Avianto Amri selaku anggota Presidium Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia (KPBI), menambahkan edukasi kebencanaan terhadap satuan pendidikan, mulai dari peserta didik hingga anak-anak usia dini, sangat penting untuk dilakukan.

“Kami juga berupaya mengedukasi anak-anak untuk lebih memiliki sikap kesiapsiagaan bencana, membantu memfasilitasi kebutuhan sekolah, hingga mengenal pendidikan bencana sejak dini, hal ini menjadi salah satu diskusi bagian dari kegiatan Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia,” ujar Avianto.

Yohanes menyampaikan dukungan terhadap Hari Kesiapsiagaan Bencana yang dilakukan serempak ini dengan melakukannya di Sekolah Hati Kudus.

“Keselamatan merupakan budaya yang dapat melekat pada anak-anak atau peserta didik jika diutarakan secara langsung. Maka dari itu kami akan membuat simulasi kebencanaan pada 26 April dengan turut mengundang polisi, puskesmas, dinas pendidikan setempat, dan instansi kebencanaan terkait dengan mengadakan simulasi evakuasi hingga arahan penggunaan sirine,” kata Yohanes.

Dengan menggunakan slogan “Siap Untuk Selamat” BNPB secara serentak mengajak setiap lapisan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebencanaan. Terdapat pula peran penting pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melakukan koordinasi membangun rencana kebencanaan, membuat keputusan kebencanaan, hingga membangun lingkungan yang tangguh dalam menghadapi suatu bencana.

BNPB mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi pada Hari Kesiapsiagaan Bencana 2021 dengan mengadakan simulasi kebencanaan dengan serentak membunyikan kentongan, sirine dan lonceng pada 26 April 2021 pukul 10.00 waktu setempat.


Dr. Raditya Jati

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN