Pemerintah Terus Berupaya Meningkatkan Kesejahteraan serta Kompetensi Pekerja dan Buruh
01 Mei 2017 07:05 WIB
Dilihat 525 kali

Foto : Pemerintah Terus Berupaya Meningkatkan Kesejahteraan serta Kompetensi Pekerja dan Buruh ()
Jakarta – Hari Buruh Internasional yang jatuh
setiap tanggal 1 Mei harus dijadikan sebuah perayaan bahkan menjadi daya tarik
pariwisata. Demikian diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan M.Hanif Dhakiri
pada peringatan May Day 2017 hari
ini, Senin 1 Mei 2017.
Menaker Hanif berharap perayaan Hari Buruh
Internasional atau May Day yang
selama ini identik dengan aksi demonstrasi turun ke jalan diubah menjadi sebuah
perayaan semacam karnaval. Sehingga citra pergerakan buruh menjadi lebih
positif. May Day juga harus dijadikan
momentum untuk meningkatkan reputasi dari pergerakan buruh.
"Bagaimana caranya membuat perayaan May Day yang bisa menjadi daya tarik
pariwisata. Hal itu perlu dilakukan agar citra pergerakan buruh menjadi positif
dan menarik," kata Menaker Hanif dalam siaran pers tertulisnya hari ini.
Dalam kesempatan yang sama Menaker mewakili
pemerintah memberikan apresiasi dan menghormati buruh yang melakukan aksi
demonstrasi dengan aman, damai, dan tertib. Tak lupa ia juga mengajak seluruh
pihak untuk mengubah paradigma lama yang menghadap-hadapkan perjuangan buruh
untuk melawan pemerintah dan dunia usaha. Sebab, dengan paradigma kerja sama
maka buruh bisa mengambil peranan yang lebih dalam ikut menentukan arah
kebijakan pemerintah khususnya untuk hal kesejahteraan.
Ia melanjutkan, pemerintah terus berupaya
meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja dan buruh. Salah satu upayanya yaitu
melalui program “Pembangunan Rusunami Masyarakat Berpenghasilan Rendah”. Jumat
lalu Presiden Joko Widodo khusus datang meresmikan peletakan batu pertama
program yang berkesinambungan dengan program pembangunan satu juta unit hunian
dalam kurun waktu lima tahun.
Menaker menjelaskan, upah bukan satu-satunya
faktor penentu kesejahteraan. Faktor lain adalah sisi pengeluaran yang dapat
dikompensasi dengan kebijakan sosial dari negara seperti penguatan akses
pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi, dan perumahan yang layak.
“Penyediaan rumah murah yang aman, layak huni dan terjangkau merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada pekerja dan kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah," ungkap Menaker.
Sekedar informasi, Rusunami ini akan
menyediakan sembilan ribu unit hunian. Di mana enam ribu di antaranya
dikhususkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Sementara untuk tiga
ribu unit hunian lainnya dikhususkan untuk areal komersial. Harga yang diberikan
yaitu sekitar Rp 294 juta per unit dengan uang muka 1%.
Pemerintah pada tahun 2015 juga mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No. 78/2015 tentang Pengupahan. PP ini memberikan
kepastian upah pada dunia usaha, kepastian kenaikan upah setiap tahun bagi pekerja,
dan memperbanyak lapangan pekerjaan.
Peningkatan perlindungan terhadap pekerja dan
buruh juga terlihat dari bertambahnya jumlah kepesertaan di BPJS
Ketenagakerjaan. Hingga Februari 2017 tercatat sebanyak 22,16 juta pekerja yang
terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, sementara hingga akhir tahun ini ditargetkan
peserta bertambah menjadi 25,2 juta.
Menaker Hanif juga menyinggung persoalan
terkait semakin menurunnya partisipasi buruh dalam serikat pekerja/serikat
buruh. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat penurunan partisipasi buruh ke
dalam serikat pekerja/serikat buruh dari 3,4 juta menjadi 2,7 juta. Padahal di
awal era reformasi jumlah buruh yang berserikat mencapai 8 juta.
Data penurunan juga terlihat di jumlah Serikat
Pekerja di tingkat perusahaan dari 14 ribuan menjadi hanya 7.294. Di sisi lain
jumlah Federasi Buruh dan Konfederasi buruh malah bertambah yaitu
berturut-turut 115 federasi dan 14 konfederasi. “Artinya di atas bertambah tapi
di bawah berkurang. Padahal kuncinya adalah yang di bawah," ujarnya.
Percepatan
Peningkatan Kompetensi Buruh/Pekerja
Perjuangan buruh juga harus mulai menyentuh
persoalan kompetensi. Serikat pekerja harus mulai mendorong dan memikirkan
anggotanya bagaimana meningkatkan kompetensi. Misalnya dalam industri padat
karya yang memiliki banyak tantangan. Pemerintah, kata Menaker, tidak
berkeinginan pekerja terjebak dalam jabatan tertentu dalam posisi tertentu
seumur hidup.
"Peningkatan kompetensi agar pekerja
punya jenjang karir dari paling bawah, naik secara terus menerus itu penting.
Jadi ketika terjadi kenaikan upah, maka upah itu menyesuaikan kenaikan
kompetensi, masa kerja," ujar Menaker Hanif.
Untuk mempercepat peningkatan kompetensi
pekerja dan buruh, Kemnaker melakukan terobosan melalui program 3R BLK atau
Revitalisasi, Reorientasi, dan Rebranding Balai Latihan Kerja. 3 Balai Latihan
Kerja yaitu BBPLK Bekasi, BBPLK Serang, dan BBPLK Bandung Bekasi, dipilih
sebagai pusat pengembangan program tahap pertama. BBPLK Bekasi akan dijadikan
sebagai pusat pengembangan kejuruan elektronika dan teknologi informasi. BBPLK
Serang ditunjuk sebagai pusat pengembangan kejuruan las dan listrik. Sementara
BBPLK Bandung sebagai pusat pengembangan kejuruan manufaktur dan otomotif.
“BLK
akan menghasilkan tenaga kerja terampil yang berlipat ganda. Selain itu syarat
pendidikan untuk mengikuti pelatihan BLK juga ditiadakan.” ungkapnya. Peniadaan
syarat pendidikan ini diharapkan dapat membuat BLK menjadi lebih mudah diakses
oleh masyarakat yang memerlukan, terutama masyarakat dengan tingkat pendidikan
rendah. Selain itu, pelatihan di BLK juga tidak memungut biaya kepada para
pesertanya. Berbagai kemudahan tersebut diharapkan dapat mendorong buruh dan
perkerja untuk bergabung dan meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan di
BLK.
Penulis
Admin