Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Kolaborasi BNPB, HIPMI Peduli dan USAID Untuk Mendukung Ketangguhan Pelaku Usaha dalam Mengelola Risiko Bencana

Dilihat 322 kali
Kolaborasi BNPB, HIPMI Peduli dan USAID Untuk Mendukung Ketangguhan Pelaku Usaha dalam Mengelola Risiko Bencana

Foto : Kolaborasi BNPB, HIPMI Peduli dan USAID Untuk Mendukung Ketangguhan Pelaku Usaha dalam Mengelola Risiko Bencana ()

JAKARTA -  United States Agency for International Development (USAID) melalui program Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (USAID APIK), menggelar workshop bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Peduli dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk mendiskusikan Business Continuity Plan (BCP) untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Sahid Sudirman Centre (12/2). Workshop ini digelar untuk mendukung penguatan kapasitas pelaku usaha, khususnya dalam perencanaan keberlanjutan usaha BCP.

Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah bencana hidrometeorologi – seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kenaikan air laut, puting beliung – yang tercatat sebagai bencana paling banyak terjadi di dunia serta berdampak terhadap jiwa dan perekonomian. Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Paul Jeffery selaku Chief of Party USAID APIK menyatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha dalam menghadapi ancaman perubahan iklim adalah melakukan aksi adaptasi, namun mayoritas pelaku swasta belum mengetahui contoh-contoh praktik adaptasi yang dilakukan oleh swasta, serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan aksi adaptasi.

“Berdasarkan Survey Persepsi Dunia Usaha Terhadap Perubahan Iklim atau Business Perception Survey on Climate Change yang dilakukan USAID APIK bulan Oktober 2017 lalu, mayoritas pelaku bisnis telah memiliki pengetahuan tentang perubahan iklim. Namun, sebagian besar pelaku bisnis belum memiliki rencana keberlanjutan usaha sebagai salah satu aksi adaptasi untuk mengurangi dampak bencana alam yang disebabkan oleh cuaca ekstrem karena perubahan iklim,” ungkap Paul.

Sektor swasta merupakan stakeholder pembangunan yang rentan terhadap dampak bencana hidrometeorologi, khususnya terhadap operasional usaha mereka. Hampir semua sektor bisnis rentan terhadap dampak bencana ini, mulai dari sektor pertanian, properti, transportasi, pariwisata, manufaktur, hingga ke bisnis ritel. Meningkatnya intensitas dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir, longsor dan kebakaran, serta kenaikan suhu dan kenaikan permukaan air laut, telah mengganggu dan meningkatkan risiko usaha.

“HIPMI Peduli, BNPB dan USAID APIK punya visi sejalan yaitu mengubah cara pandang para pelaku usaha, yang sebelumnya lebih berfokus pada tanggap bencana, menjadi lebih fokus dalam memperkuat ketangguhan pelaku usaha dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi dan mengelola risiko bencana yang berdampak pada bisnis mereka. Salah satu upaya kami adalah membuat buku panduan praktis yang dapat dijadikan acuan sebagai bekal bagi para pelaku usaha untuk lebih tangguh bencana,” jelas Vina Cahya Farhani, mewakili Ketua HIPMI Peduli, Sari Pramono.

Maka dari itu, melalui workshop ini, USAID APIK, HIPMI Peduli, dan BNPB mengundang mitra-mitra sektor swasta, untuk memperkenalkan buku panduan praktis BCP dan cara penggunaannya bagi pelaku usaha untuk dapat memahami tahapan penguatan ketangguhan dan instrumen praktis BCP untuk usaha kecil dan menengah dan menggali persepsi dan kebutuhan pelaku swasta terhadap upaya adaptasi perubahan iklim, sebagai masukan bagi kementerian/lembaga terkait dalam menyusun kebijakan.

“Melalui workshop ini, diharapkan kita semua dapat meningkatkan ketangguhan bisnis pelaku usaha, terutama UKM, untuk lebih siap melindungi aset usaha, siap mempertahankan proses bisnis, dan siap memperoleh kembali aset yang terdampak,” ungkap Johny Sumbung, Direktur Kesiapsiagaan BNPB yang secara resmi membuka acara workshop.

Lebih dari 40 pelaku usaha juga menerima paparan terkait langkah-langkah mengurangi risiko bencana dan 12 langkah menyusun BCP oleh Private Sector Engagement Advisor USAID APIK, Hidayatullah Al Banjari. Diharapkan dengan workshop ini, para pelaku usaha lebih siap mengelola risiko bencana dan mempertahankan usaha mereka. Kedepannya, HIPMI Peduli dan BNPB akan mendiseminasikan buku panduan praktis kepada pelaku usaha di Indonesia yang dapat diakses di sini.

Penulis

Admin


BAGIKAN