JAKARTA - Aktivitas Kawah
Sileri di Komplek Gunung Dieng di Desa Kepakisan Kecamatan Batur Kabupaten
Banjarnegara, pasca erupsi freaktik yang terjadi pada Minggu (2/7/2017), pukul 11.54 WIB kemarin, saat ini
kondisinya tetap normal. Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik. Status tetap
Normal (level I). Berdasarkan pengukuran oleh PVMBG pada Senin (3/7/2017), pukul 05.15 WIB, secara visual gunung
jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas
lemah hingga tebal dan tinggi 60 meter di atas kawah puncak. Kegempaan dari
tektonik lokal jumlah 10, amplitudo 3-40,1 milimeter dan durasi
3-13,62 detik. Suhu kawah 50,7 derajat celcius, pH air 6,23 dan tidak
terdeteksi gas beracun CO2, H2S dan SO2.
Meskipun
demikian potensi erupsi freatik di Kawah Sileri masih dapat terjadi. Namun
tidak dapat dipastikan kapan akan terjadi. Umumnya adanya erupsi freatik akan
disusul dengan erupsi berikutnya dalam rentang waktu tertentu. Apalagi karakter
Kawah Sileri memiliki sejarah erupsi freatik yang sering terjadi. Erupsi
freatik terjadi ketika adanya air tanah, air danau kawah, atau air hujan yang
menyentuh magma di dalam bumi, panas dari magma akan membuat air tersebut
menjadi uap, dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi dan tidak bisa
dibendung, maka akan terjadi letusan. Erupsi freatik mengeluarkan material
padat berupa lumpur, pasir, kerikil dan air yang terlempar akibat tekanan dari
uap tadi .
Sebelum
erupsi pada Minggu siang (2/7/2017) kemarin, Kawah Sileri sudah menunjukkan
adanya tanda-tanda erupsi. Pada 30/4/2017, pukul 13.03 WIB, terjadi 1 kali semburan lumpur dengan
ketinggian sekitar 10 meter. Semburan pada posisi tengah kawah dan material
tidak terlempar jauh keluar dari kawah, hanya sekitar 1 meter dari bibir kawah
dengan ketebalan 1-2 milimeter. Kemudian pada 24/5/2017, pukul 09.41 WIB, terjadi pelepasan gas dan muncul
asap hitam tinggi sekitar 20 meter.
Erupsi
selanjutnya pada 2/7/2017 pukul 11.54 WIB yang mengeluarkan material lumpur setinggi 150
meter dengan jarak lontaran sekitar 50 meter ke arah utara dan selatan serta
50m ke arah waterboom. Gempa terjadi hanya pada saat letusan. Saat erupsi
inilah ada 18 orang wisatawan yang berada di sekitar Kawah Sileri. Tercatat 11
orang luka-luka. Sebagian besar luka ringan. Untuk korban atas nama Siti Muainah
(48) yang luka tangan kiri mengalami tulang retak dirujuk rawat inap di RSUD
Kraton Pekalongan. Mereka wisatawan lokal dari Desa Paninggaran Kecamatan
Paninggaran Kabupaten Pekalongan. Seluruh biaya perawatan ditanggung oleh
manajemen obyek wisata Dieng Kabupaten Banjarnegara.
PVMBG telah
merekomendasikan dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri,
maka masyarakat dan pengunjung diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan
tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 100 meter dari bibir Kawah Sileri.
Selain itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas di Kawah Timbang karena adanya
ancaman bahaya gas CO2 dan H2S yang berbahaya bagi kehidupan dan bagi wisatawan
yang mengunjungi kawasan wisata kawah disarankan tidak terlalu mendekat.
Semua pihak
diminta menghormati rekomendasi itu dan pengelola wisata hendaknya memasang
rambu di pintu masuk para pengunjung khususnya yg masuk Kawah Sileri untuk
memberi peringatan agar wisatawan tidak masuk dalam radius 100 meter dari Kawah
Sileri. Wisatawan untuk melihat pemandangan/Kawah Sileri sebetulnya tidak harus
dekat kawah, dalam status normal dekat kawah juga bahaya. Rekomendasi bukan
untuk menghalangi wisatawan menikmati keindahan Kawah Sileri (dan seluruh kawah
di komplek Gunung Dieng), tetapi agar aktivitas wisatawan tetap berlangsung,
namun ada jaminan keamanan wisatawan dari ancaman erupsi dr Kawah Sileri.
Tidak ada
peningkatan status Gunung Dieng. Saat ini masih Normal. Hingga saat ini dari 67
gunungapi aktif yang dipantau PVMBG sebanyak 49 gunungapi berstatus Normal
(level I), 17 gunungapi berstatus Waspada (level II), dan satu gunung berstatus
Awas (level IV), yakni Gunung Sinabung.
Sutopo Purwo
Nugroho
Kepala Pusat
Data Informasi dan Humas BNPB