Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Tanggal 12 Agustus 2025

Dilihat 346 kali
Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Tanggal 12 Agustus 2025

Foto : Petugas meninjau dan mendata dampak longsor yang terjadi di Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Senin (11/8). (BPBD Kabupaten Bogor)

JAKARTA - Masih di pekan kedua bulan Agustus 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun sejumlah kejadian bencana dan upaya penanganannya, periode 11 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB hingga 12 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB.

Laporan kejadian bencana pertama datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang melaporkan kejadian tanah longsor yang terjadi di beberapa lokasi pada Senin (11/8) pukul 08.00 WIB. Longsor dipicu hujan deras dan berdampak pada lima desa di empat kecamatan, yakni Kecamatan Bojong Gede, Cigudeg, Ranca Bungur dan Ciseeng.

Petugas mencatat sebanyak 39 jiwa terdampak, satu warga luka ringan, dan 10 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, terdapat lima rumah yang terancam longsor dan satu akses jalan terdampak material longsor. BPBD Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan pihak terkait serta mengimbau warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman mengingat kondisi longsor yang cukup membahayakan.

Selain longsor, wilayah Kabupaten Bogor juga mengalami cuaca ekstrem pada Senin (11/8) pukul 06.00 WIB. Angin kencang disertai hujan deras berdampak pada beberapa desa, yakni Desa Ciapus Kecamatan Ciomas, Desa Cigombong dan Tugu Jaya di Kecamatan Cigombong. Petugas mencatat sebanyak tiga rumah rusak berat, 12 rusak sedang dan 22 rusak ringan. Sebagian rumah warga rusak akibat tertimpa pohon yang roboh. Hingga Senin malam, petugas telah berhasil mengevakuasi beberapa pohon, sisanya akan dilanjutkan pada hari ini (12/8).

Beralih ke Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Bengkulu mengakibatkan banjir di Kecamatan Ratu Agung, Senin (11/8) pukul 08.00 WIB. Petugas mencatat sebanyak 145 rumah terdampak dengan Tinggi Muka Air (TMA) 30 hingga 100 sentimeter. Kondisi pada Senin malam, sebagian banjir telah surut seiring dengan redanya hujan, dan menyisakan genangan di beberapa daerah Kelurahan kota Bengkulu.

Sementara itu kekeringan dilaporkan terjadi di Desa Galeh, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Menurunnya curah hujan memicu berkurangnya sumber air bersih dan mengakibatkan 236 Kepala Keluarga (KK) atau sedikitnya 580 warga desa kesulitan mengakses air bersih. Merespons laporan ini, BPBD Kabupaten Sragen melakukan distribusi air bersih di Desa Galeh, dengan mengerahkan 4 tangki air, dengan masing-masing berisi 5.000 liter air bersih.

Merespon banyaknya laporan kekeringan di berbagai daerah yang sering memicu kebakaran hutan dan lahan, BNPB mendorong pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki, pembuatan sumur bor dalam, serta pelaksanaan operasi modifikasi cuaca. Pemerintah daerah juga diimbau membangun infrastruktur seperti sumur resapan air, waduk dan embung. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan tata cara pengelolaan air bersih yang bijak juga harus ditingkatkan.



Abdul Muhari, Ph.D.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN