Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air Tanggal 26 Juli 2025

Dilihat 539 kali
Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air Tanggal 26 Juli 2025

Foto : Kondisi lahan yang berhasil dipadamakan oleh BPBD Kabupaten Labuhanbatu dan pemerintah setempat di Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara pada Selasa (22/7). (BPBD Kabupaten Labuhanbatu)

JAKARTA - Memasuki akhir pekan pada bulan Juli, Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat beberapa kejadian bencana yang terjadi hingga Sabtu (26/7) pukul 07.00 WIB. Bencana hidrometeorologi kering masih mendominasi terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia, diantaranya ada beberapa kejadian baru dan update kondisi terkini dilapangan.

Laporan pertama yang dirangkum adalah peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Peristiwa dilaporkan terjadi pada Kamis (24/7) pukul 19.15 WITA. 

Titik api terpantau berada di Desa Solog di Kecamatan Lolak. Diduga kebakaran dipicu oleh oknum warga masyarakat yang membuka lahan dengna cara membakar ditambah kondisi angin yang cukup kencang, sehingga api menjalar hingga menghanguskan lahan seluas satu hektare. BPBD bersama tim gabungan segera melakukan upaya pemadaman. Kondisi terkini, api sudah berhasil dipadamkan pada Jumat (25/7).

Pembaharuan kondisi terkini mengenai karhutla juga dilaporkan dari Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara. Laporan yang diterima per Jumat (24/7) pukul 09.00 WIB luas lahan terbakar mencapai 530 hektar. Upaya pemadaman kini sudah membuahkan hasil. Lokasi titik api yang berada di Kecamatan Panai Hilir dan Kecamatan Panai Tengah sudah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan.

Laporan pengkinian lainnya berasal dari Kabupaten Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara. Karhutla yang melanda empat kecamatan ini luasnya mencapai 550 hektare. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Padang Lawas, Manggala Agni, Dinas Lingkungan Hidup, TNI-Polri, Perangkat Desa dan masyarakat setempat terus melakukan upaya pemadaman. Namun titik api masih terlihat di beberapa wilayah seperti Desa Marenu di Kecamatan Aek Nabara Barumun dan Desa Limbong di Kecamatan Barumun Baru.

Selain karhutla, kejadian gempa bumi juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Halmahera Barat. Gempa bumi berkekuatan M6.0 ini mengguncang wilayah Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara pada Sabtu (26/7) pukul 04.30 WIB. Tercatat lokasi gempa berada di 104 Km Barat Daya Pulau Doi dengan kedalam 58 Km. Pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami. 

Gempa sempat dirasakan selama 60 detik di wilayah Halmahera Barat. BPBD Halmahera Barat dan BPBD Provinsi Maluku Utara segera melakukan monitoring pascagempa dan kaji cepat guna mendata apakah gempa ini berdampak pada kerusakan rumah warga untuk selanjutnya dilakukan upaya penanganan dilapangan.

Menyikapi terjadinya bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk tetap menjaga kesiapsiagaan dan kewaspadaan, terutama saat masa kemarau di mana potensi karhutla sangat tinggi.

Untuk mengurangi risiko potensi karhutla, BNPB mendorong pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan agar memastikan upaya pencegahan berjalan secara optimal. Diharapkan titik panas tidak berkembang menjadi titik api, dan jika terdapat titik api, agar tidak meluas atau bereskalasi menjadi kebakaran hutan dan lahan.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN