Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 5 Agustus 2025
05 Agt 2025 16:15 WIB

Foto : BPBD Kabupaten Solok saat memadamkan karhutla di wilayah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada Minggu (3/8). (BPBD Kabupaten Solok)
JAKARTA – BNPB mencatat beberapa kejadian bencana berdampak signifikan di Indonesia dalam kurun waktu 24 jam mulai Senin (4/8) pukul 07.00 WIB hingga Selasa (5/8) pukul 07.00 WIB. Laporan peristiwa bencana baru tercatat sebanyak sembilan kejadian.
Kejadian bencana pertama adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Lahan seluas 1.166 hektare terbakar pada Minggu (3/8). Lahan berada di 3 kecamatan yakni Kecamatan Klaten Selatan, Kecamatan Wonosari, dan Kecamatan Polanharjo. Salah satu lahan dilaporkan terbakar akibat kelalaian seorang pegawai yang membakar sampah di area lahan tersebut. BPBD Kabupaten Klaten berkoordinasi dengan pihak terkait dan melakukan upaya pemadaman api bersama tim gabungan. Pada Senin (4/8) api telah berhasil dipadamkan.
Selain karhutla, kekeringan juga melanda beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar di Kabupaten Demak mengalami kekeringan akibat hujan yang sudah tidak turun di wilayahnya sejak beberapa hari lalu. BPBD Kabupaten Demak segera melakukan dropping air bersih. Sebanyak 1 tangki air dengan jumlah 5.000 liter disitribusikan kepada warga di desa tersebut untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari warga.
Di Desa Bojong Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap juga mengalami kekeringan akibat ketersedian air yang kurang. BPBD Kabupaten Cilacap melakukan dropping air bersih sebanyak 2 tangki atau sebanyak 2 tangki air kepada warga di desa tersebut. Hal yang sama juga dilakukan di Kecamatan Kalimalang, Kabupaten Klaten. empat desa mengalami kekeringan yakni Desa Tlogowatu, Desa Tegalmulyo, Desa Kendalsari, dan Desa Sidorejo. BPBD Kabupaten Klaten mendistribusikan air kepada warga dengan total 60.000 liter air atau 12 tangki air.
Kebakaran hutan dan lahan juga melanda Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Lahan seluas 3 hektare di Kecamatan Tampahan terbakar pada Minggu (3/8). Pada Senin (4/8) proses pemadaman masih berlangsung. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
Masih dari pulau Sumatera, lahan seluas 14 hektare yang berada di Kabupaten Solok terbakar pada Minggu (3/8) pukul 15.25 waktu setempat. Lahan tersebut berada di 4 kecamatan yakni Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan X Koto Singkarak, Kecamatan Kubung, dan Kecamatan X Koto Diatas. BPBD Kabupaten Solok bersama instansi terkait segera melakukan upaya pemadaman. Api berhasil dipadamkan pada Senin (4/8).
Bencana hidrometeorolog basah juga masih kerap terjadi pada puncak musim kemarau. Banjir dan tanah longsor melanda beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat salah satunya di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bogor. Tanah Longsor menelan 1 korban jiwa di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Minggu (3/8) pada pukul 23.30 dini hari. Longsoran yang menimpa 1 rumah warga itu dipicu hujan deras yang terjadi sebelumnya. Korban yang tertimbun telah berhasil dievakuasi untuk selanjutnya dimakamkan oleh keluarga.
Sementara banjir melanda empat kecamatan di Kabupaten Sukabumi sejak Minggu (3/8). Kecamatan terdampak yakni Kecamatan Nagrak, Kecamatan Cicurug, Kecamatan Parungkuda, dan Kecamatan Cidahu. Sebanyak 10 rumah terendam dan 34 jiwa terdampak banjir tersebut. warga yang terdampak terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabat untuk sementara. Tinggi muka air dilaporkan mencapai 180 cm.
Selain di Jawa Barat, banjir juga melanda Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Banjir merendam Kelurahan Pondok Kacamatan Timur, Kecamatan Pondok Aren pada Senin (4/8) siang. Sebanyak 600 unit rumah terendam. BPBD Kota Tangerang Selatan melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan aparat setempat untuk melakukan penanganan darurat. Hingga hari ini banjir dilaporkan berangsur surut.
Beberapa wilayah di Tanah Air telah memasuki puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus. Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau khususnya kepada enam provinsi prioritas penanganan karhutla untuk meningkatkan kewaspadaan munculnya hotspot yang dapat memicu karhutla. Masyarakat diharapkan tidak membakar apapun di dekat lahan yang berpotensi terbakar. Pemerintah akan memberlakukan penegakan hukum kepada siapapun yang dengan sengaja membakar lahan tanpa izin.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin