Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 4 Agustus 2025
04 Agt 2025 15:00 WIB

Foto : Kondisi bangunan yang terdampak cuaca ekstrem di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Minggu (3/8) (BPBD Kabupaten Gorontalo)
JAKARTA – BNPB memantau beberapa kejadian bencana yang berdampak signifikan di Indonesia. Bencana hidrometeorologi basah masih terjadi ketika kebakaran hutan dan lahan melanda beberapa wilayah lain. Laporan peristiwa bencana baru pada hari ini, Senin (4/8) tercatat sebanyak lima kejadian.
Karhutla terjadi di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu (2/8), pukul 17.00 waktu setempat atau Wita. Lokasi terdampak berada di Desa Tg Agung, Kecamatan Tg Palas Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merilis luas lahan terbakar mencapai 9,89 ha. Selang satu hari (3/8), petugas gabungan berhasil mengendalikan titik api. Setelah pemadaman, upaya selanjutnya yaitu pendinginan di lokasi terbakar.
Di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat, karhutla terjadi pada Minggu (3/8), pukul 21.00 WIB. Lokasi kejadian berada di Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan. Luas lahan terbakar sekitar 2 ha. Pada hari yang sama, api berhasil dipadamkan petugas gabungan. Tidak ada laporan adanya korban jiwa dari peristiwa yang terjadi di dekat pemukiman warga.
Laporan karhutla yang juga baru dicatat yaitu karhutla di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan informasi BPBD setempat, insiden yang terjadi pada Sabtu (2/8) disebabkan kesengajaan warga. Lokasi kebakaran berada di Desa Sanggung, Kecamatan Gatak. Luas lahan terbakar mencapai 20 ha.
Bencana hidrometeorologi basah, berupa cuaca ekstrem, terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peristiwa ini berlangsung pada Minggu (3/8), pukul 14.15 WIB. Wilayah terdampak berada di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan. BPBD setempat mencatat rumah rusak ringan 7 unit dan penginapan rusak berat 1 unit. Petugas BPBD masih melakukan pendataan dampak bencana hingga kini (4/8). Cuaca ekstrem ini mengakibatkan warga luka ringan 1 orang dan terdampak 7 KK.
Sementara itu banjir terjadi di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada Sabtu (2/8). Banjir terjadi setelah hujan lebat disertai angin kencang sejak Jumat (1/8), pukul 16.00 WIB. Sebanyak 7 kelurahan di 4 kecamatan terdampak banjir. BPBD mencatat warga terdampak sebanyak 260 KK. Tidak ada laporan korban jiwa akibat peristiwa ini. Pantauan pada Minggu (3/8), banjir telah surut di beberapa titik, sedangkan genangan terpantau di wilayah kelurahan dan Kota Bengkulu.
Selain itu, BNPB memantau penanganan karhutla di sejumlah wilayah, khususnya provinsi prioritas. Karhutla di Provinsi Kalimantan Tengah, BPBD provinsi memantau api berhasil dipadamkan di seluruh wilayah pada Minggu (2/8). Pemadaman sejumlah titik api di beberapa wilaya dilakukan tim gabungan. BPBD mencatat total lahan terbakar seluas 428,2 ha.
Masih di Pulau Kalimantan, BNPB memantau adanya titik panas sebanyak 51 titik di Provinsi Kalimantan Barat pada Minggu (3/8). Penanganan karhutla dibantu dengan adanya hujan intensitas ringan hingga lebat selama 24 jam terakhir yang turun di sebagian wilayah Kalimantan Barat. Luas lahan terbakar hingga 3 Agustus 2025 mencapai 1.165,02 ha. Lahan terdampak paling besar berada di Kabupaten Ketapang seluas 497,82 ha.
Sedangkan di wilayah Provinsi Riau, penanganan karhutla masih terus berlangsung hingga Sabtu (2/8). Data BPBD Provinsi Riau pada Sabtu (2/8), luas lahan terbakar mencapai 1.496,94 ha. Pantauan pada Sabtu kemarin, kualitas udara beberapa wilayah berada pada kategori baik, seperti di wilayah Pekanbaru, Kampar, Siak, Bengkalis, Dumai dan Rokan Hilir.
Menyikapi bencana hidrometeorologi, BNPB mengimbau pemerintah dan warga untuk selalu waspada dan siap siaga. Dalam penanganan karhutla di wilayah provinsi prioritas, BNPB telah menegaskan pentingnya upaya pencegahan dan mitigasi. Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto telah melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau, Sumatra Selatan, Jambi dan Kalimantan Barat untuk memastikan penanganan karhutla berjalan optimal.
Pada potensi bahaya banjir, warga dapat bersiaga dan waspada apabila hujan lebat turun di sekitar tempat tinggal atau di bagian wilayah hulu, serta berdurasi lama. Warga dapat memantau kondisi cuaca secara berkala pada portal resmi pemerintah sebagai upaya kesiapsiagaan, seperti upaya evakuasi dini menuju ke tempat yang lebih aman.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin