AHA Centre dan BNPB Latih 16 Calon Trainer Pelokalan ASEAN-ERAT
11 Jul 2025 19:00 WIB

Foto : Pelatihan dalam rangka lokalisasi ASEAN-Emergency Response and Assessment Team (ERAT) pada 7 – 11 Juli 2025 di Kota Bandung, Jawa Barat. (Bidang Komunikasi Kebencanaan/)
BANDUNG – Sebanyak 16 peserta mendapatkan pelatihan sebagai pelatih dalam rangka lokalisasi ASEAN-Emergency Response and Assessment Team (ERAT) pada 7 – 11 Juli 2025 di Kota Bandung, Jawa Barat. Pelatihan diselenggarakan AHA Centre yang bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) BNPB.
AHA Centre dan BNPB mengharapkan keenam belas peserta nantinya akan menjadi fasilitator pelatihan pelokalan ASEAN-ERAT. Sekretaris Utama BNPB Dr. Rustian menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerja sama AHA Centre dalam pelatihan ini. Pelatihan ini sangat mendukung kapasitas tanggap darurat yang adaptif dan selaras dengan standar kawasan.
“Sebagai negara yang secara geografis terletak di wilayah rawan bencana, Indonesia
memiliki kepentingan yang sangat besar dalam memastikan bahwa respons terhadap bencana tidak hanya cepat dan efektif, tetapi juga selaras dengan konteks lokal dan
prinsip-prinsip kemanusiaan,” ujar Rustian dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Pusdiklat PB BNPB Dr. Kheriawan, S.Pd.I, M.M., Senin (7/7).
Rustian menyatakan pelokalan pelatihan ASEAN-ERAT menjadi langkah strategis bukan hanya sekadar alih teknologi atau transfer pengetahuan, tetapi lebih dari itu, yaitu upaya membangun kapasitas lokal agar mampu menjadi ujung tombak dalam setiap respons bencana.
Sementara itu, Deputi Eksekutif Direktur ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre) Krishna Putra Tanaja mengatakan, “kami percaya bahwa pelatihan ini bukan hanya akan memperkaya pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat jejaring dan solidaritas di antara para pelatih nasional.”
Krishna menambahkan para peserta ini akan berperan penting sebagai sebagai fasilitator dalam pelatihan-pelatihan lokal yang disiapkan oleh BNPB, serta sebagai agen perubahan yang menguatkan kapasitas tanggap darurat di berbagai daerah di Indonesia.
Sebagian besar peserta berasal dari beberapa unit kerja di BNPB, sedangkan dua dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan satu dari Palang Merah Indonesia. Semua peserta pelatihan ini merupakan personel ASEAN-ERAT yang telah mengikuti pelatihan dasar dari AHA Centre.
Pelatihan sebagai pelatih (ToT) ini menggunakan kurikulum pembelajaran dari AHA Centre dan Pusdiklat PB. Nantinya kurikulum yang dipergunakan akan diadaptasi dengan konteks Indonesia. Pelokalan ASEAN-ERAT nantinya akan menargetkan peserta dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan unsur terkait lain.
Sedangkan materi kurikulum yang menitikberatkan konteks krisis dan darurat tersebut antara lain mengenai sistem kemanusiaan regional dan internasional, koordinasi sipil-militer, kaji cepat, manajemen informasi, relasi dengan media, logistik kemanusiaan, keamanan dan keselamatan dan kesiapan personal.
Di akhir sesi, para peserta secara berkelompok mempresentasikan perencanaan latihan simulasi. Latihan ini akan menjadi bagian dari kurikulum pelokalan ASEAN-ERAT di Indonesia.
Melalui pelokalan ASEAN-ERAT, BNPB mengharapkan adanya personel yang mumpuni dalam merespons bencana di wilayahnya. Sedangkan personel ASEAN-ERAT dari lingkungan unit kerja BNPB menjadi aset bernilai untuk mendukung penguatan maupun respons bencana dari pusat ke daerah. ASEAN-ERAT merupakan tim yang terdiri dari negara-negara ASEAN yang diterjunkan untuk melakukan respons dan asesmen pada negara terdampak bencana di kawasan Asia Tenggara dengan semangat ‘One ASEAN One Response’.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin