Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

[UPDATE] Erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki: Pemerintah Percepat Relokasi Warga

Dilihat 555 kali
[UPDATE] Erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki: Pemerintah Percepat Relokasi Warga

Foto : Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos.,M.M saat memberikan keterangan pers di Posko Tanggap Darurat Bencana Alam Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Aula Kantor Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/11). (Bidang Komunikasi Kebencanaan / Muhammad Arfari Dwiatmodjo)

JAKARTA – Pemerintah mulai siapkan relokasi bagi warga terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki. Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M dalam Konferensi Pers Update Penanganan Darurat Bencana Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki, pada Kamis (11/7).

Opsi relokasi ini merupakan hasil kajian dari tinjauan Kepala BNPB bersama dengan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Hadi Wijaya di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur pada hari sebelumnya. Desa ini terletak 4km dari puncak Lewotobi Laki-laki. Diketahui dari jejak lontaran material vulkanik pada erupsi tanggal 4 November yang lalu, salah satunya menyisakan lubang dengan diameter 13 meter dengan kedalaman empat meter.

"Mendengar penjelasan dari Kepala Pusat PVMBG terkait lokasi terdampak erupsi, pengungsian ini diperkiraan akan berjalan lama, karena masyarakat di bawah lingkaran 7km ini tidak boleh kembali ke tempatnya masing-masing walaupun berada di luar zona bahaya", jelas Suharyanto.

Oleh karena itu, Suharyanto mendorong tim penanganan bencana erupsi Gunung api Lewotobi Laki-laki untuk memulai langkah rehabilitasi dan rekonstruksi tanpa menunggu masa tanggap darurat selesai. Pada saat ini tim satgas penanganan erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki mulai melaksanakan pendataan terhadap masyarakat terdampak. Berjalan pararel dengan upaya pendataan tersebut juga dilakukan survei lokasi relokasi bersama dengan pihak pemerintah daerah setempat. 

Kepala BNPB juga menyampaikan, warga terdampak yang saat ini tinggal di pos pengungsian, dapat mengajukan dana tunggu hunian untuk dipakai menyewa hunian sementara di luar pengungsian. Nilainya sebesar 500 ribu rupiah per bulan per keluarga.

"Kami targetkan pengerjaan relokasi ini bisa diselesaikan dalam enam bulan sehingga dana tunggu hunian yang diterima oleh warga sebesar tiga juta rupiah per Kepala Keluarga", jelas Suharyanto. 

Terkait dengan hak aset milik masyarakat di wilayah terdampak kurang dari 7km, Suharyanto mengatakan bahwa aset tersebut tetap akan menjadi milik masyarakat. Hal ini akan menjadi materi pada rapat tingkat menteri mendatang. Dalam upaya relokasi ini, Suharyanto menekankan yang dipindahkan adalah tempat tinggal masyarakat namun untuk aset seperti lahan peternakan dan pertanian masih dapat diolah oleh masyarakat. 

"Kedepan, yang tidak boleh adalah masyarakat mendirikan lagi tempat tinggal di sana. Untuk kegiatan berkebun atau peternakan, masyarakat dihimbau untuk selalu meng-update informasi kondisi gunung dari PVMBG", tekan Kepala BNPB. 

Hingga hari ke-4 pascaerupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki tercatat sebanyak 5.816 jiwa mengungsi. Sebaran pengungsi antara lain di Kecamatan Wulanggitang, Titehena, Ile Bura, Demon Pagung, Larantuka, Ile Mandiri, Adonara Timur, dan Sikka. 



Abdul Muhari, Ph.D. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN