Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

[UPDATE] Banjir Demak: Upaya Antisipasi Wabah Penyakit Pascabanjir Lewat Fogging dan Dekontaminasi

Dilihat 1904 kali
[UPDATE] Banjir Demak: Upaya Antisipasi Wabah Penyakit Pascabanjir Lewat Fogging dan Dekontaminasi

Foto : Asap tebal menyelimuti sebuah gang di permukiman warga setelah petugas pengasapan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, melakukan fogging guna mengantisipasi penyebaran wabah penyakit, Senin (26/2). (Bidang Komunikasi Kebencanaan/Fhirlian Rizqi utama)

DEMAK - Tim gabungan penanganan darurat banjir Kabupaten Demak terus melakukan upaya percepatan pemulihan lingkungan salah satunya melalui kegiatan pengasapan atau fogging yang menyasar permukiman warga terdampak banjir. 

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Tri Handayani mengatakan, kegiatan pengasapan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabah penyakit pascabanjir yang terjadi. Rencananya, pengasapan akan dilaksanakan di 18 desa terdampak sejak Sabtu (24/2) lalu. 

“Kami bagi satu hari itu empat tim untuk melakukan fogging di satu desa. Sejak hari Sabtu kemarin sampai hari ini (26/2) sudah dilakukan fogging di lima desa, targetnya sama dengan dekontaminasi yaitu sebanyak 18 desa,” kata Tri saat dijumpai disela kegiatan pengasapan, di Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Senin (26/2). 

Tri melanjutkan, selain pengasapan, kegiatan dekontaminasi dengan penyemprotan desinfektan sebelumnya telah dilakukan. Dekontaminasi sendiri merupakan upaya mengurangi dan menghilangkan kontaminasi mikroorganisme  pada peralatan, bahan, dan ruang, dan lingkungan melalui aktivitas disinfeksi atau upaya untuk     mengurangi dan menghilangkan jumlah mikroorganisme pathogen penyebab penyakit dengan cara fisik dan  kimiawi.

Menurut Tri, dua kegiatan ini sekarang menjadi fokus yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Demak mengingat pascabanjir potensi penularan wabah penyakit menjadi rentan terjadi yang dipicu oleh terkontaminasinya permukiman warga dengan sampah banjir. 

“Karena memang semua isi rumah jadi sampah tidak ada yang kepakai, di rumah juga isinya lumpur sehingga dekontaminasi dan pengasapan ini penting. Tahapannya memang idealnya sampah (di lingkungan) dibersihkan dahulu, kemudian kita desinfektan baru fogging untuk saat ini dekontaminasi sudah tinggal fogging kita kejar,” sambung Tri. 

Sebelumnya disampaikan pemulihan lingkungan terus didorong oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini BNPB melalui pendampingan Posko Terpadu Penanganan Darurat Banjir Demak. Pemulihan lingkungan ini jadi salah satu tahapan menuju masa transisi dari darurat menuju rehabilitasi dan rekonstruksi. 

Hingga hari Senin (26/2), berdasarkan pantauan di lapangan, banjir yang menyisakan genangan di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar sudah surut. Selain itu, merujuk Laporan Situasi Terkini Penanganan Darurat Banjir Demak, per Senin (26/2) menunjukkan empat kecamatan yakni Kecamatan Karanganyar, Gajah, Demak, dan Mijen sudah tidak ada pengungsi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendorong percepatan pemulihan lingkungan pascabanjir yang menerjang Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Hal tersebut merupakan upaya sebelum memasuki masa transisi dari darurat menuju rehabilitasi dan rekonstruksi. 



Abdul Muhari, Ph.D. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN