Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Sosialisasi Budaya Sadar Bencana, BNPB Gandeng Radio Lokal Bali

Dilihat 532 kali
Sosialisasi Budaya Sadar Bencana, BNPB Gandeng Radio Lokal Bali

Foto : Kepala Bidang Komunikasi Kebencanaan Pusdatinkom BNPB Dodi Yuleova (kanan) dan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gianyar I Gusti Dibya Presasta pada talkshow interaktif Budaya Sadar Bencana di Radio Gelora 104.8 FM Gianyar, Bali pada Rabu, (2/11). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Apri Setiawan)



GIANYAR - Radio merupakan salah satu media massa berbasis penyiaran yang masih eksis hingga saat ini. Meski pesatnya perkembangan digitalisasi menimbulkan persaingan ketat antar media dan keberadaan radio sering dianggap kalah bersaing, nyatanya radio masih memiliki peminatnya sendiri. Radio juga dinilai sebagai salah satu sarana penyebaran informasi yang paling efektif khususnya di saat darurat. 

Melihat pentingnya media radio sebagai sarana penyebarluasan informasi kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan menggandeng radio lokal di Bali dengan menggelar talkshow interaktif Budaya Sadar Bencana di Radio Gelora 104.8 FM Gianyar, Bali pada Rabu, (2/11). 

Radio Gelora FM dipilih karena memiliki pendengar setia dengan cakupan frekuensi yang cukup luas. Dari sisi pendengar, sebagian besar warga Gianyar berprofesi sebagai pengrajin seni dan petani. Hal ini membuat warga lebih memilih radio sebagai media informasi yang dapat menemani beraktivitas.

Di samping itu, pemilihan lokasi dalam kegiatan talkshow itu didasarkan pada rencana diadakannya kegiatan presidensi G20 yang diselenggarakan di Bali. Hal ini merupakan salah satu langkah efektif untuk mempersiapkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan demi menyongsong kegiatan G20 yang aman bencana.

Hadir sebagai narasumber Kepala Bidang Komunikasi Kebencanaan Pusdatinkom BNPB, Dodi Yuleova dan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gianyar, I Gusti Dibya Presasta. Talkshow ini mengangkat tema Resiliensi Berkelanjutan dan disiarkan secara live sehingga para pendengarnya dapat berinteraksi dan bertanya secara langsung kepada para narasumber. 

Dalam diskusi tersebut, Dodi Yuleova menjelaskan pentingnya menumbuhkan budaya sadar bencana untuk meningkatkan kesadaran secara kolektif masyarakat dalam hal penanggulangan bencana dan kesiapsiagaan. 

"Upaya ini yang harus ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat dari lingkup terkecil hingga lingkup terbesar, sehingga masyarakat dapat mengerti dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana," ujar Dodi.

Sementara itu, I Gusti Dibya Presasta dalam diskusi ini menceritakan bagaimana kiprah BPBD sebagai garda terdepan dalam merespon bencana yang terjadi di Gianyar dimana telah terjalin kolaborasi baik dari pemerintah pusat maupun masyarakat sekitar. Dukungan dari masyakat antara lain dengan adanya forum-forum komunitas seperti Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Desa Tangguh Bencana (Destana).

Selain talkshow interaktif, BNPB juga akan menayangkan sandiwara radio yang akan disiarkan di 41 radio lokal di Indonesia. Sandiwara radio berjudul "Ketika Alam Murka" karya penulis Elsa Surya ini bercerita tentang manusia dengan lika liku dan gejolak kehidupan yang penuh pasang surut, serta kehidupan yang selalu dibayang-bayangi ancaman berbagai bencana.

Bentuk sinergi antara BNPB, BPBD, media radio dan masyarakat ini sekaligus menjadi wujud implementasi dari optimalisasi unsur pentaheliks dalam penanggulangan bencana. Diharapkan pesan-pesan kesiapsiagaan dapat sampai pada seluruh lapisan masyarakat, sehingga masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana mampu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan demi terwujudnya Resiliensi Berkelanjutan.


Abdul Muhari, Ph.D.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 


Penulis

Admin


BAGIKAN