Sinergitas Pentahelix Dalam Mitigasi Bencana
22 Feb 2019 09:49 WIB

Foto : Sinergitas Pentahelix Dalam Mitigasi Bencana ()
BANDUNG - Pencemaran dan keruskan DAS citarum telah mengakibatkan banyak kerugian dan meningkatkan risiko bencana. Selain itu, sebagai salah satu sungai strategis nasional, pemulihan sungai Citarum juga merupakan kawasan yang menjadi prioritas Pemerintah.
Hal tersebut tertuang dalam Perpes Nomor 15 tahun 2018 tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum. Langkah-langkah strategis secara terpadu dan terintegrasi yang telah dan akan dilakukan juga telah coba direkam dalam sebuah buku "Kembalikan Harum Citarum:Paparan Telisik Jurnalistik.
BNPB bersama Citarum Institut menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema "Model Sinergisitas Pentahelix- Merawat alam dan mitigasi bencana.
Dalam acara tersebut Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo memaparkan tentang merawat alam dan mitigasi bencana, pada Jumat (22/2/2019) bertempat di hotel Grand Asirilia.
Doni mengatakan, "Dulu citarum merupakan sungai terkotor dan untuk membuatnya menjadi bersih diperlukan kerja keras dan kerjasama dengan semua pihak dalam menciptakan citarum kembali bersih. Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah kerja keras membuat Citarum kembali bersih.
"Mengurangi dampak bencana dapat dimulai dari mitigasi bencana. Wilayah Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki risiko bencana tinggi, dengan adanya patahan Lembang yang cukup berisiko.
Mengantisipasi hal tersebut masyarakat hendaknya tidak terlalu panik, tetapi dapat meningkatkan mitigasi bencana dan kewaspadaan."Bila terjadi bencana tersebut, kita harus waspada, harus tahu apa yang akan dilakukan," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memaparkan, "Konsep kerja sama pentahelix untuk melangsungkan program bersih Sungai Citarum, yakni Citarum Harum. Sistem tersebut diterapkan guna menghindari tumpang tindih tanggung jawab antar-elemen yang tergabung dalam satgas Citarum dalam menjalani tugas sesuai tupoksinya.
Konsep pentahelix juga dinilai dapat mengurangi kecenderungan masyarakat untuk terlalu bergantung pada pemerintah dalam menghadapi persoalan di sekitar mereka. Dalam hal ini, persoalan yang dihadapi adalah kebersihan Citarum.
Bahwa kebencanan bisa dikurangi resikonya melalui kolaborasi pentahelix. Selama ini jangan sangka bahwa urusan kehidupan hanya tanggung jawab pemerintah.
Ridwan menerangkan, kerja sama pentahelix melibatkan kerja sama dari lima elemen masyarakat, yakni pemerintah, kalangan pengusaha, komunitas, media, dan akademisi. Masing-masing elemen memberikan sumbangsihnya dalam pemecahan masalah secara kolaboratif, dengan mengesampingkan perbedaan-perbedaan, dengan teori ini, kita tunjukkan dalam 5-7 tahun berhasil bila semua dirangkul, jelasnya.
Rencana pembagian tugas kolaboratif tersebut tercantum dalam modul Rencana Aksi Citarum, yang di dalamnya memuat pemetaan tugas dan target kerja masing-masing elemen. Rencana aksi ini akan terus dievaluasi tiap tahunnya.
Jadi setiap tahun kita lakukan evaluasi, kekurangan masa lalu adalah karena pentahelix tidak dimaksimalkan. Tiap tahun harus ada progres sekitar 20 persen, jadi di akhir proses kita bisa kembalikan lagi Citarum yang bersih", ungkap Ridwan.
Kegiatan seminar ini dihadiri sebanyak 700 peserta berasal dari pemerintahan, akademisi, pengusaha dan komunitas peduli lingkungan. Sesi selanjutnya berupa paparan dari pakar penanggulangan bencana dan diskusi.
Humas BNPB
Admin