Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Setiba di Turkiye, Tim Kemanusiaan Indonesia Lanjutkan Perjalanan Menuju Lokasi Terdampak

Dilihat 1412 kali
Setiba di Turkiye, Tim Kemanusiaan Indonesia Lanjutkan Perjalanan Menuju Lokasi Terdampak

Foto : Duta Besar RI untuk Turkiye dan Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia melakukan briefing kepada seluruh tim sebelum melanjutkan perjalanan menuju Antakya, Hatay. Briefing berlangsung di Hotel Aksoy, Adana, pada Minggu (12/2). Penentuan lokasi USAR Indonesia dikoordinasi dengan otoritas AFAD. (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Theophilus Yanuarto)


JAKARTA - Tim Kemanusiaan Indonesia tiba di Adana, Turkiye, pada hari ini, Minggu (12/2). Setiba di Bandar Udara Adana Sarkipasa, para personel mendapatkan arahan dari Duta Besar (Dubes) Indonesia dan melanjutkan perjalanan menuju Antakya, Hatay, yang berjarak sekitar 199 km. 

Dubes Indonesia untuk Turkiye Dr. Lalu Muhammad Iqbal yang menyambut Tim Kemanusiaan Indonesia di Adana menyampaikan beberapa informasi perkembangan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8. Di hadapan tim Urban Search and Rescue (USAR) Basarnas dan BNPB, Iqbal mengatakan, sampai dengan malam tadi (11/2), tim penolong masih menyelamatkan beberapa warga hidup yang berada di reruntuhan.  

“Faktanya sampai kemarin malam masih ditemukan yang masih hidup,” ujar Iqbal di Adana, Minggu (12/2).

Lebih lanjut ia mengatakan ini menunjukkan masih ada peluang untuk menyelamatkan. Di samping itu, Iqbal menginformasikan masyarakat setempat terkadang tidak dapat membedakan antara personel SAR dan bantuan kemanusiaan. Ini dapat memicu tekanan kepada responder SAR di lapangan. 

“Masyarakat tidak melihat SAR untuk menolong, tetapi masyarakat mengharapkan (tim SAR) datang membawa bantuan,” ujarnya. 

Menyikapi kondisi seperti itu, pihak Kedubes telah menyiapkan bantuan logistik untuk mengantisipasi situasi yang diharapkan masyarakat. 

Pada kondisi lain, Dubes juga mengatakan, masyarakat terkadang menuntut tim SAR untuk mencari anggota keluarga yang masih di dalam reruntuhan bangunan tanpa melihat kemampuan yang dimiliki oleh tim SAR yang ada di lokasi. 

“Jadi ketika masyarakat melihat ada bangunan dan berharap keluarganya yang ada di situ dapat segera dievakuasi, sementara tim rescue tidak berani karena mereka menilai ini tidak aman untuk bekerja. Atau ini hanya dapat dilakukan oleh heavy USAR,” tambahnya. 

Menghadapi potensi ketidakpahaman warga, Dubes menyiapkan tenaga relawan yang dapat berbahasa lokal sehingga tidak ada salah komunikasi saat bertugas di lapangan. 

Sementara itu, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra menekankan arahan Dubes tadi kepada para personel USAR.

“Tim kami dapat didukung dengan tenaga lokal yang bisa berbahasa sini dan mengerti apa yang diingin oleh masyarakat yang kita layani,” tambahya Bambang yang juga sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB. 

Seusai briefing, Tim Kemanusiaan Indonesia yang didampingi Dubes dan relawan bertolak menuju Antkaya, Hatay. 

Saat tiba di Adana, Tim Kemanusiaan melakukan registrasi di Reception-Departure Centre (RDC). RDC ini dikelola oleh United Nations Disaster Assessment and Coordination (UNDAC). Registrasi merupakan proses yang harus dilakukan para responder dari berbagai negara yang melakukan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8. 

Tim Kemanusiaan Indonesia yang tiba pada hari ini berasal dari BNPB, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Basarnas. Basarnas menerjunkan 47 personel USAR dengan klasifikasi medium yang terserfikasi Insarag atau International Search and Rescue Advisory Group. 

Tim USAR tersebut akan didukung tiga ekor anjing dengan kategori SAR dog dan K-9. 

Pengiriman tim pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) masih sangat dibutuhkan di lokasi reruntuhan bangunan. Tim USAR Basarnas akan bekerja di sektor 5 di Hatay bersama dengan tim Usar Meksiko dan Portugal. Selain tim tersebut, Pemerintah Indonesia akan menurunkan tim medis tipe 2 dan bantuan logistik. 

Gempa bumi M7,8 yang terjadi di Turkiye ini telah berdampak luar biasa pada jatuhnya korban jiwa. Badan penanggulangan bencana negara ini atau AFAD mencatat per 11 Februari 2023, korban meninggal dunia berjumlah 22.327 jiwa, luka-luka 80.278 dan mereka yang terdampak mencapai 13, 5 juta. 



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN