Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Perkuat Literasi Kebencanaan, BNPB Gelar Talkshow Budaya Sadar Bencana di Radio Majene

Dilihat 401 kali
Perkuat Literasi Kebencanaan, BNPB Gelar Talkshow Budaya Sadar Bencana di Radio Majene

Foto : Penguatan literasi, edukasi dan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat melalui Talkshow Radio Mammis 91.9 FM di Majene, Sulawesi Barat, Rabu (9/11). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Apri Setiawan)



MAJENE - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Bidang Komunikasi Kebencanaan, Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan melakukan penguatan literasi, edukasi dan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat yang dikemas melalui Talkshow Radio Mammis 91.9 FM di Majene, Sulawesi Barat, Rabu (9/11).

Talkshow yang bertemakan 'Resiliensi Berkelanjutan' itu menghadirkan dua narasumber yakni Pranata Humas Ahli Madya Pusdatinkom BNPB Dra. Rita Rosita S dan Tokoh Masyarakat Kabupaten Majene M. Ikhsan Welly. 

Dalam diskusi tersebut, Rita menyampaikan radio masih memiliki eksistensi hingga saat ini dalam penyampaian diseminasi informasi.

"Media radio memiliki eksistensi yang sampai saat ini masih dapat bertahan dan mampu bersaing dengan bertumbuhnya ragam media informasi yang lain serta mampu menjangkau lebih banyak masyarakat hingga ke penjuru daerah yang mungkin tidak dapat dicapai media lainnya," ujar Rita.

Sementara itu, Welly sebagai Tokoh Masyarakat menceritakan bagaimana upaya penanggulangan bencana yang dialaminya. Diharapkan cerita baik penanggulangan bencana tersebut dapat diadopsi oleh para pendengar sebagai upaya kongkrit dalam meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam kondisi darurat. 

Masyarakat juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dan menanyakan segala hal terkait kebencanaan melalui talkshow tersebut.

Disisi lain, pemilihan lokasi dalam kegiatan talkshow ini didasarkan pada hasil perhitungan Indeks Risiko Bencana Indonesia tahun 2021 yang menunjukan provinsi Sulawesi Barat menempati peringkat pertama dengan tingkat risiko paling tinggi. Sedangkan dalam tingkat Kabupaten/Kota, Majene masuk dalam peringkat dua dengan tingkat risiko tertinggi. Melihat kondisi ini, diperlukan penguatan literasi kebencanaan sehingga masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana mampu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan demi terwujudnya Resiliensi Berkelanjutan.


Sandiwara Radio

BNPB juga melakukan penguatan literasi dengan menyelenggarakan Budaya Sadar Bencana melalui Sandiwara Radio dengan judul “Ketika Alam Murka”.

Naskah sandiwara radio yang ditulis oleh Elsa Surya itu menceritakan kisah lika liku gejolak kehidupan yang tidak lepas dari filosofi amar ma'ruf nahi mungkar yakni perilaku kebaikan dan mencegah perilaku buruk.

Drama sebanyak 15 episode itu memiliki alur cerita dialog antar tokoh yang secara tidak langsung menjelaskan tentang bagaimana tanda-tanda fenomena alam yang dapat berpotensi bencana, baik bencana alam maupun covid 19. Pemutaran serial drama ini disiarkan melalui 41 Radio Kabupaten/Kota yang tersebar di Indonesia.

Penggunaan media radio sebagai corong diseminasi literasi kebencanaan dipilih mengingat radio memiliki segmen dan konsumen tersendiri di tengah masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk sinergi antara BNPB, BPBD, media radio dan masyarakat ini sekaligus menjadi wujud implementasi dari optimalisasi unsur ‘pentaheliks’ dalam hal penanggulangan bencana.


Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis

Admin


BAGIKAN