Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Peran Serta Lembaga Usaha dalam Ketangguhan Bencana

Dilihat 4286 kali
Peran Serta Lembaga Usaha dalam Ketangguhan Bencana

Foto : Peserta dari berbagai pihak baik regulator maupun dunia usaha yang bergabung melalui media komunikasi daring dalam Webinar Peran Serta Lembaga Usaha dalam Meningkatkan Ketangguhan Bangsa Bersama dengan Semua Unsur Pentahelix, Kamis (27/8). (Direktorat Kesiapsiagaan/Tasril Mulyadi)


JAKARTA - Penanggulangan bencana merupakan urusan bersama. Lembaga usaha yang merupakan salah satu unsur dalam pentahelix, mempunyai peran penting dalam penanggulangan bencana salah satunya dengan terus mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki. Lembaga usaha didorong bukan hanya untuk berkontribusi melalui bantuan yang bersifat charity, tetapi juga membangun nilai kebencanaan dalam sistem organisasi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Kesiapsiagaan dan Forum Lembaga Usaha Penanggulangan Bencana Indonesia didukung USAID Advance mengadakan kegiatan Webinar berseri dengan tema “Peran Serta Lembaga Usaha dalam Meningkatkan Ketangguhan Bangsa Bersama dengan Semua Unsur Pentahelix”. Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kesadaran pentingnya peran lembaga usaha dalam penanggulangan bencana. 

Plt. Direktur Kesiapsiagaan, Pangarso Suryotomo mengatakan bahwa membangun ketangguhan bencana saat ini memerlukan pendekatan multisektoral. 

"Keterlibatan NGO dan unsur Pentahelix lainnya akan semakin memudahkan jalan menuju pembangunan berkelanjutan yang saat ini didengungkan sebagai SDG’s (Sustainable Development Goals).” jelasnya dalam pengantar webinar seri ke-2 dengan subtema Ketahanan Bisnis: UMKM Tangguh dan Tumbuh pada Kamis (26/8).

Perusahaan Swasta maupun NGO diharapkan dapat menjadikan UMKM sebagai mitra binaan dalam meningkatkan ketangguhan ekonomi dengan menyelaraskan konsep pengembangan bisnis dengan tetap menggandeng pengurangan risiko bencana. 

Deputi bidang pencegahan, Prasinta Dewi dalam sambutannya menyampaikan salah satu prioritas dalam Sendai Framework For Disaster Risk Reduction adalah investasi dalam pengelolaan risiko bencana untuk ketangguhan. Lembaga usaha yang bergerak di sektor UMKM harus mendominasi sistem perekonomian di Indonesia.

Lebih lanjut ia menjelaskan berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM Tahun 2013 tercatat jumlah usaha mikro di Indonesia sebanyak 57.189.393 (98,77%) yang didominasi oleh sektor pertanian. Usaha kecil sebanyak 654.222 (1,13%) sebagian besar bergerak di sektor perdagangan dan jasa, sedangkan usaha menengah hanya 52.106 (0,09%).

"Bagi UMKM yang berada di daerah rawan risiko bencana harus mampu meningkatkan bisnis dengan tetap memerhatikan ancaman bencana yang berada di sekitarnya," pesan Prasinta.

Konsep ini diharapkan dapat digunakan di seluruh daerah di Indonesia, mengingat kondisi Indonesia yang rentan terhadap ancaman bencana.

Mengakhiri sambutannya, Deputi Bidang Pencegahan mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak seperti Forum Lembaga Usaha PB Indonesia, USAID Advance, Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, HIPMI, PT Lintas Jeram Nusantara, Si Cemplon dan pihak-pihak lain yang bersama-sama turut membantu dan memberikan perhatian dalam mensukseskan webinar Road to GPDRR ini.

Webinar ROda to GPDRR series ke-2 ini di moderatori oleh Victor Rembeth selaku Program Manager USAID Advance dan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, baik dari regulator maupun pelaku UMKM antara lain Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Forum Lembaga Usaha Penanggulangan Bencana Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Lintas Jeram Nusantara, dan Si Cemplon.

Webinar ini juga dimanfaatkan untuk mendokumentasikan berbagai praktik baik yang sudah dan sedang dilakukan oleh lembaga usaha untuk berkontribusi dalam pengurangan risiko bencana di Indonesia. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan masukan penting dari sektor lembaga usaha untuk forum GPDRR 2022.

Rangkaian webinar series Building Business Resilience Road To GPDRR 2022 ini akan berlangsung setiap bulan di minggu ke 4 mulai dari bulan Juli 2021 sampai dengan Februari 2022. 

Akan ada 8 subtema yang sudah disipakan untuk tiap bulannya, di antaranya Business Resilience: Konsep dasar dan Aplikasinya, Rencana Kontingensi Gempa DKI dan Keterlibatan Lembaga Usaha; Sertifikasi Hotel : Studi Kasus Provinsi Bali dalam Menghadapi GPDRR Ketangguhan UMKM; dan subtema lainnya.


Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis

Admin


BAGIKAN