Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Penguatan Mitigasi, Ka BNPB: “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”

Dilihat 2856 kali
Penguatan Mitigasi, Ka BNPB: “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”

Foto : Penguatan Mitigasi, Ka BNPB: “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita” ()

SENTUL – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Doni Monardo menyampaikan bahwa upaya-upaya mitigasi bencana perlu penguatan berbagai pihak. Salah satu upaya tersebut, Doni mengatakan,”Kita jaga alam, alam jaga kita.” Makna frase ini mengingatkan kembali terhadap paradigma penanggulangan bencana yang mengedepankan mitigasi sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana.

 

‘Jaga’ alam mengandung makna bahwa semua pihak juga harus aktif dalam merawat alam atau lingkungan tempat kita tinggal. Doni mengatakan bahwa pada akhirnya alam akan merawat kita. Bencana seperti banjir dan longsor menjadi bukti bahwa keseimbangan alam terganggu karena aktivitas manusia. Degradasi daerah aliran sungai, penggunaan bantaran sungai sebagai pemukiman, maupun pemanfaatan lahan yang tidak tepat telah memicu berbagai bencana di tanah air.

 

“Sepanjang 2018 lalu, sebanyak 2.572 bencana terjadi dan mengakibatkan lebih dari 4.000 jiwa meninggal dunia. Ini menjadi momentum kita bersama untuk melihat kembali, merencanakan kembali, dan melakukan kembali upaya-upaya mitigasi, pengurangan risiko bencana, baik semua pihak maupun massif dan kontinyu,” ucap Doni pada Jumat (25/1) di InaDRTG, Sentul, Jawa Barat.

 

Frase ‘Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita’ sekaligus menjadi tema dalam acara Hari Ulang Tahun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke-11 yang  jatuh pada tanggal 26 Januari.

 

Tanggal 26 Januari adalah penanda waktu yang istimewa untuk keluarga besar BNPB karena pada tanggal tersebut lembaga penanggulangan bencana ini lahir. Sebelas tahun yang lalu BNPB hadir sebagai bentuk pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Visi atau cita-cita BNPB adalah ‘Ketangguhan Bangsa dalam Menghadapi Bencana’. Dalam perjalanan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, BNPB telah mengalami beberapa ujian dan tantangan untuk melakukan berbagai upaya penanggulangan bencana di Indonesia.

 

Doni kembali mengajak BNPB dan BPBD untuk lebih giat, ulet dan massif mengajak semua komponen dalam pengurangan risiko bencana. Mitigasi menjadi penekanan sebagai arahan dari Presiden RI Joko Widodo, salah satunya pendidikan mitigasi bencana di lingkungan sekolah.

 

Merefleksikan kejadian bencana pada tahun lalu, Doni mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi BNPB semakin tinggi. Kejadian bencana cenderung meningkat, di sisi lain pengaruh fenomena global seperti perubahan iklim dan perlambatan rotasi bumi juga disinyalir meningkatkan kejadian bencana hidrometeorologi dan geologi.

 

“Beberapa bulan belakangan ini, terjadi pula fenomena kejadian bencana baru, seperti tsunami karena longsornya tubuh Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah, hingga gempa susulan yang lebih besar dari gempa utama di Lombok, Nusa Tenggara Barat.”

 

Di sisi lain, terjadi pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang meningkatkan kerentanan dan jumlah penduduk terdampak. Selain itu, pembangunan berbagai infrastruktur juga bisa menjadi pemicu risiko bencana baru dan meningkatkan kerugian akibat bencana. 

 

Bertepatan dengan HUT ke-11 ini, BNPB meluncurkan beberapa terobosan berbasis teknologi seperti e-Tangguh, e-Learning, dan InaRISK Connectivity. Selain itu, BNPB juga melakukan soft launching Perguruan Tinggi Tangguh Bencana dan penandatanganan nota kesepahaman dengan beberapa pihak, Asosiasi Retail, Bale Nusa Indonesia, Komunitas Biduan, Forum Pimpinan Redaksi dan Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Indonesia.

 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB

Sutopo Purwo Nugroho

Penulis

Admin


BAGIKAN