Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Lebih dari 50 Persen Kabupaten/Kota di Bawah Rata-rata Angka Kasus Aktif dan Kematian Dunia

Dilihat 173 kali
Lebih dari 50 Persen Kabupaten/Kota di Bawah Rata-rata Angka Kasus Aktif dan Kematian Dunia

Foto : Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Dewi Nur Aisyah (Medcom/ Damar)


JAKARTA – Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Dewi Nur Aisyah menjelaskan bahwa lebih dari 50 persen Kabupaten/Kota di Indonesia berada di bawah rata-rata kasus aktif dan kematian pada tingkat dunia. 

Dewi memaparkan sebanyak 280 atau sebesar 54,47 persen kabupaten/kota di Indonesia berada di bawah rata-rata kasus aktif di dunia yang saat ini berada di angka 31,5 persen.

“Kita bandingkan dengan rata-rata di dunia, ini ternyata 54,47 persen Kabupaten/kota yang ada di Indonesia, atau kurang lebih berjumlah 280, ini ternyata di bawah rata-rata kasus aktifnya dunia. Rata-rata dunia untuk kasus aktif saat ini adalah 31,5 persen,” tutur Dewi saat di Media Center Satgas Nasional, Jakarta, Rabu (12/8). 

Namun di balik pencapaian tersebut, terdapat 9 kabupaten/kota yang masih memiliki jumlah kasus aktif di atas 1000, di antaranya adalah Jakarta Barat, Kota Surabaya, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kota Medan, Kota Makassar, Kota Semarang, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.

Dewi menegaskan bahwa 9 kabupaten/kota tersebut perlu diberi perhatian ekstra agar dapat menurunkan angka kasus aktif di daerahnya.

“Ini ada 9 Kabupaten/kota yang mungkin tadi saya bilang perlu perhatian ekstra, karena ini menyumbangkan angka kasus aktif lebih dari 1000 kasus,” tegas Dewi.

Terhitung per tanggal 11 Agustus 2020, jumlah kasus positif di Indonesia mencapai angka 128.776 kasus. Namun, perlu diketahui bahwa angka tersebut tidak mencerminkan jumlah pasien aktif yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit maupun menjalankan isolasi mandiri.

Dewi juga memberikan ilustrasi sekaligus menjelaskan bahwa angka kasus aktif dihitung berdasarkan angka kasus positif dikurangi dengan angka kesembuhan dan kematian.

“Di pekan pertama ada sepuluh kasus aktif, artinta ditemukan sepuluh kasus baru yang orang-orangnya memang belum ada status sembuh atau meninggal. Tapi ternyata di pekan ketiga, sudah ada lima orang yang sembuh, ada satu orang meninggal dan masih ada empat yang belum sembuh ataupun meninggal. Jadi ini yang kita sebut dengan kasus aktif,” jelas Dewi. 

Selanjutnya, Dewi juga menjelaskan perkembangan data COVID-19 per 11 Agustus 2020, rata-rata kasus nasional Indonesia berada di angka sebesar 30 persen dan angka tersebut berada di bawah rata-rata angka kasus aktif dunia. Namun, Dewi menegaskan bahwa angka kasus aktif di Indonesia harus tetap ditekan dengan mendorong angka kesembuhan.

“Tetap harus mendorong angka kesembuhan, dan menurunkan angka kasus aktif,” tegas Dewi.

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan persentase angka kesembuhan tingkat provinsi di Indonesia. Sebanyak 38,91 persen provinsi di Indonesia memiliki angka kesembuhan sebesar 76 hingga 100 persen, dan angka tersebut berada di atas rata-rata angka kesembuhan dunia, yaitu 64,67 persen.

“Rata-rata dunia ini di angka 64,67 persen. Maka, ketika kita lihat di level provinsi, 19 provinsi di Indonesia ini angka kesembuhannya sudah di atas rata-rata dunia,” ujarnya. 

Tidak hanya itu, Dewi menjelaskan pula persentase angka kematian tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Sebanyak 302 atau sebesar 58,75 persen kabupaten/kota di Indonesia berada di bawah rata-rata angka kematian dunia yang saat ini berada di angka 3,66 persen.

“302 kabupaten/kota yang ada di Indonesia atau sekitar 58,75 persen, ini di bawah rata-rata dunia. Ini lebih bagus angka rata-rata kematiannya,” ucap Dewi.

Dewi juga menyampaikan bahwa terdapat 182 kabupaten/kota di Indonesia tidak tercatat angka kasus kematian walaupun ditemukan kasus positif di daerahnya.

“Yang menarik, tidak ada angka kasus meninggal. Meskipun ada kasus di sana. Ada 182 (kabupaten/kota),” tutur Dewi.

Menutup dialog, Dewi mengajak masyarakat untuk bersama-sama menekan kasus aktif dan kematian serta meningkatkan angka kesembuhan.

“Kita harus memutus mata rantai penularan. Semakin kita mulai beraktifitas maka kita juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin dimanapun juga. Meningkatkan pelayanan kesehatan, memastikan sumber daya manusianya cukup, masyarakat juga bisa menjaga daya tahan tubuh, makan makanan bergizi, olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup,” tutupnya.


Paparan dapat diakses pada laman berikut


Video Dialog “COVID-19 dalam Angka : Memahami Kasus Aktif di Indonesia”



Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19 


Penulis

Admin


BAGIKAN