Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Kesadaran dan Kewaspadaan Pesan Webinar Megathrust

Dilihat 650 kali
Kesadaran dan Kewaspadaan Pesan Webinar Megathrust

Foto : Webinar ‘Megathrust’ diselenggarakan pada Rabu (25/9). (Direktorat Sistem dan Strategi)

JAKARTA – Kesadaran dan kewaspadaan menjadi pesan dalam webinar ‘Megathrust’ yang diselenggarakan pada Rabu (25/9). Hal tersebut menjadi diskusi dalam rangkaian Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan peringatan 20th Indian Ocean Tsunami

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Agus Wibowo menyampaikan, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bahaya megathrust. Menurutnya, kita tidak bisa bergantung pada bantuan pemerintah, namun masyarakat dapat menyikapinya sejak dini. Ini menjadi topik kegiatan yang bertema ‘Tips dan Trik Menghadapi Gempa Megathrust’.

“Masyarakat perlu mempelajari cara menghadapi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami,” ujar Agus Wibowo pada webinar yang dihadiri 300 peserta.

Sedangkan Direktur Pemetaan dan Evaluasi Bencana BNPB Dr. Udrekh menyampaikan, megathrust adalah sumber gempa akibat penunjaman lempeng di mana terdapat bidang kontak antara dua lempeng tektonik, biasanya terjadi di zona subduksi dan berpotensi menimbulkan gempa bumi dan tsunami. 

Udrekh menambahkan, terdapat seismic gap di segmen megathrust di selatan Pulau Sumatera dan Jawa yang saat ini menyimpan energi yang semakin besar sehingga harus diwaspadai. Taiwan pernah mengalami gempa bumi dengan magnitudo (M)7,7 pada 1999 yang mengakibatkan 2.400 orang meninggal.  Kemudian gempa kembali terjadi dengan M7,4 yang hanya mengakibatkan 17 orang

“Gempa tidak menyebabkan korban jiwa secara langsung namun kerusakan bangunanlah yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa,” ujarnya. 

Udrekh menggarisbawahi, “Kesadaran kita untuk membangun bangunan yang mengikuti standar bangunan tahan gempa menjadi penting, dan sosialisasi tentang prosedur keselamatan dalam menghadapi bencana harus selalu dilaksanakan agar menjadi kebiasaan sehingga membentuk masyarakat yang tangguh terhadap bencana.” 

Sementara itu, Dr. Fitriana Suprapti dari Jakarta Rescue, menyampaikan bahwa pemberitaan terkait potensi gempa megathrust saat ini dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan upaya kesiapsiagaan bersama. 

“Sebelum terjadi bencana kita harus mengenali lingkungan tempat tinggal atau kerja, jalur evakuasi, latihan melewati jalur evakuasi dengan keadaan gelap, memastikan jalur evakuasi bersih dari rintangan, dan tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana,” kata Fitriana.  

Fitriana menambahkan, saat terjadi gempa kita harus tenang, lindungi kepala dan lindungi diri dan jangan berlari, berlindung di meja atau kursi yang kuat. 

“Melindungi diri saat gempa dengan cara jatuhkan diri anda ke lantai (drop), lindungi diri di bawah furnitur seperti meja atau kursi yang kuat (cover) dan berpegangan erat ke furnitur (hold on). Apabila tidak terdapat furnitur atau barang lain untuk berlindung, maka lindungi kepala, leher dan dagu menggunakan tangan posisi seperti sujud,” pungkas Fitriana.

Webinar yang diselenggarakan BNPB dengan dukungan Program SIAP SIAGA dan Jakarta Rescue bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya PRB. Hari PRB diperingati masyarakat dunia setiap tanggal 13 Oktober setiap tahun.  



Abdul Muhari, Ph.D. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN