Kepala BNPB Pimpin Apel Perdana di Lingkungan BNPB
06 Jan 2025 12:16 WIB

Foto : Kepala BNPB pimpin apel apel pagi dan jam pimpinan Kepala BNPB di lingkungan BNPB, pada Senin (6/1). (Bidang Pusat Data dan Sistem Informasi)
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S. Sos., M.M., memberikan arahan kepada seluruh pegawai BNPB pada kegiatan apel pertama yang dilaksanakan di Lapangan Graha BNPB, Jakarta pada Senin (6/1).
Pada kesempatan ini Kepala BNPB berbagi cerita perjalanan penanganan bencana yang terjadi selama tahun 2024 yang lalu.
“Saya ingin bercerita sedikit terkait pelaksanaan tugas di 2024, ada beberapa hal merupakan kelebihan dan ada kelemahan yang harus kita perbaiki,” ucap Suharyanto.
Berdasarkan data bencana pada tahun 2024, bencana yang terjadi pada tahun 2024 sebanyak 2.093 kejadian. Sedangkan pada tahun 2023 terdapat 5.400 kejadian, tahun 2022 telah terjadi 3.533 kejadian dan 5.402 kejadian telah melanda pada tahun 2021.
“Itu merupakan angka yang relatif lebih sedikit dibandingkan tahun 2021, tahun 2022 dan tahun 2023,” ujarnya.
“Kenapa tahun 2024 lebih sedikit, karena di 2024 faktor cuaca sangat berpengaruh, kalau 2023 kita hadapi El Nino sehingga kebakaran hutan dan lahan cukup masiv. Tahun 2024 karena tidak ada El Nino, hujan yang cukup panjang, sehingga titik beratnya bencana hidrometeorologi basah,” lanjut Suharyanto.
Menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah itu yang diakibatkan curah hujan tinggi, BNPB bekerjasama dengan beberapa pihak untuk melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengurangi curah hujan yang akan turun.
“Dengan prediksi BMKG akan terjadi hujan masif dan banjir besar, kita laksanakan OMC. Tahun 2024 ini pelaksanaan OMC dan ketersediaan pesawat OMC lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga bencana hidrometeorologi basah bisa diminimalkan. Itu yang mengakibatkan meskipun terjadi bencana hidrometeorologi basah tidak terlalu signifikan,” tuturnya.
Kepala BNPB mengajak para pegawai untuk mengambil hikmah dari penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada November 2024 lalu, mengingat saat itu Presiden Prabowo Subianto langsung memimpin rapat penanganan meskipun berada di Amerika Serikat dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming bersama menteri dan pimpinan lembaga lainnya hadir ke BNPB untuk mendapatkan penjelasan langsung terkait penanganan gunung tersebut.
“Presiden langsung memimpin rapat dari Amerika, Wakil Presiden dan menteri-menteri datang ke sini. Dengan adanya BNPB bencana bisa diatasi. Bapak Presiden puas dengan langkah-langkah yang kita lakukan puas dan tenang. Itu merupakan hal yang biasa, kalau kita tidak bisa melaksanakan dengan baik baru dianggap aneh,” ungkap Suharyanto.
Pada akhir arahan, Kepala BNPB berpesan kepada para pegawai untuk tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat khususnya dalam penanganan bencana.
“Tolong betul kita semua mempunyai tanggung jawab terhadap BNPB ini, 2025 tentu saja harus lebih baik,” imbuhnya.
“Atasnama pribadi dan Kepala BNPB, atas segala kelebihan dan kekurangan selama 2024. Saya ucapkan banyak terima kasih, bahwa bisa melaksanakan tugas dengan baik. Tahun 2025 kita sepakat sama-sama bersatu padu bertekad agar pelaksanaan tugas di 2025 lebih baik serta diberikan kesehatan, keselamataan dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa,” pungkas Suharyanto.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin