Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Kemenristek BRIN: Pengembangan Vaksin Corona Minimal Satu Tahun

Dilihat 252 kali
Kemenristek BRIN: Pengembangan Vaksin Corona Minimal Satu Tahun

Foto : Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek BRIN) Bambang Brodjonegoro. (Humas BNPB/M Arfari Dwiatmodjo)


JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memastikan bahwa penelitian dan pengembangan vaksin Corona atau SARS-CoV-2 di Indonesia setidaknya memerlukan waktu minimal satu tahun. Kecuali apabila sudah ada vaksin yang telah dikembangkan di luar negeri sebelumnya sehingga kemudian bisa diproduksi di Indonesia.

Hal itu sebagaimana pernyataan Menristek BRIN Bambang Brodjonegoro usai bertemu Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (6/4).

"Bagaimana obat dan vaksin? Ini jangka menengah panjang. Untuk vaksin, misalkan kira-kira dibutuhkan paling tidak satu tahun minimal,” terang Menristek BRIN Bambang.

Selain vaksin, Tim Konsorsium COVID-19 juga sedang fokus mengembangkan suplemen untuk menjaga imunitas tubuh yang dibuat dari berbagai bahan baku di Indonesia.

Kemudian, tim juga mengembangkan pengkajian obat COVID-19, salah satunya pil kina yang memiliki kesamaan dengan Chloroquine, obat malaria.

"Mudah-mudahan dengan pengujian ini ada sesuatu barangkali berkontribusi pada pengobatan COVID-19,” harapnya.




Agus Wibowo

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN