BNPB Latihkan ICS Kepada Para Pelaku di Tingkat Daerah
02 Mei 2017 11:20 WIB

Foto : BNPB Latihkan ICS Kepada Para Pelaku di Tingkat Daerah ()
SENTUL – Incident Command
System (ICS) merupakan manajemen yang diterapkan pada tingkat taktis
operasional. Hal tersebut disampaikan Kepala Deputi Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Wisnu Widjaja dalam
pelatihan ICS terhadap para pelaku daerah pada Selasa (2/5) di InaDRTG, Sentul,
Jawa Barat. Pemahaman konsep ICS sangat diperlukan oleh mereka untuk memperkuat
sistem komando penanganan darurat bencana.
“Proses adaptasi ICS ke
dalam sistem penanganan darurat bencana yang kita miliki harus melibatkan pihak
daerah,” kata Wisnu saat menyampaikan arahan dari Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana pada pembukaan acara.
Sementara itu pada sesi penyampaian
materi, Wisnu menjelaskan bahwa komando merujuk pada upaya koordinasi, integrasi
dan sinkronisasi seluruh unsur dalam organisasi komando tanggap darurat untuk
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan sarana dan
prasarana dengan segera pascabencana.
BNPB sangat optimis
bahwa Indonesia dapat mengadaptasi konsep ICS dalam penanggulangan bencana di
Indonesia. Wisnu mencontohkan penggunaan konsep tersebut pada latihan gabungan
dalam Mentawan Megathrust Disaster Relief Exercise di Sumatera Barat pada 2014
lalu. Tidak hanya konsep ICS pada tataran taktis operasional, tetapi juga penerapan
dalam konteks area command dan multi-agencies coordination.
“Wisnu menegaskan bahwa konsep
ICS perlu diberikan kepada pelaku tanggap darurat bencana di tingkat daerah
karena pada dasarnya, mereka pemegang fungsi komando dan kendali utama apabila
terjadi bencana atau insiden. Para pelaku tersebut merupakan individu yang
dapat ditunjuk oleh pejabat berwenang di tingkat daerah.
Sehubungan dengan ICS, “Indonesia
merupakan salah satu negara di antara 7 negara di kawasan ASEAN yang
mempelajari ICS. Sementara itu, Thailand dan Filipina telah mengoperasionalkan
adaptasi ICS dalam sistem penanggulangan bencana,” tambah Wisnu di hadapan
peserta.
Pengetahuan dan
pemahaman ICS diberikan kepada para peserta dari kementerian/lembaga, TNI,
Polri dan pemerintah daerah. BNPB bekerjasama dengan United States Forest
Service (USFS) dan USAID memberikan pelatihan ICS kepada 28 peserta dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BNPB, TNI, Polri, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) provinsi.
ICS merupakan konsep
manajemen yang dikembangkan oleh Amerika Serikat yang berawal dari penanganan
insiden kebakaran hutan yang cukup besar di California pada tahun 1970an. ICS
ini memiliki 5 fungsi utama untuk
operasi penanganan darurat bencana. Kelima fungsi tersebut antara lain komando,
operasi, perencanaan, logistik serta keuangan dan administrasi.
Kelima fungsi tadi diterapkan
untuk menjawab berbagai permasalahan yang sering timbul dalam penanganan
bencana jenis apapun, seperti satu supervisor bertanggung jawab untuk mengelola
begitu banyak bawahan atau sumberdaya, struktur organisasi penanganan darurat
bencana yang digunakan oleh berbagai pihak berbeda-beda, lambatnya ketersediaan
informasi yang akurat, sistem komunikasi yang kurang memadai dan tidak
compatible satu dengan yang lain, dan tidak adanya proses perencanaan yang
terkoordinasi secara terstruktur di antara para pelaku tanggap darurat.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas
Admin