Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

BNPB Gelar Ujicoba Sistem Diseminasi Informasi dan Respon Kesiapsiagaan di Provinsi NTB

Dilihat 486 kali
BNPB Gelar Ujicoba Sistem Diseminasi Informasi dan Respon Kesiapsiagaan di Provinsi NTB

Foto : Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi (memakai kerudung) saat menghadiri pembukaan Ujicoba Sistem Diseminasi Informasi dan Respon Kesiapsiagaan di Provinsi NTB pada Selasa (3/12) di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. (Bidang Komunikasi Kebencanaan/Ratna Riadhini Darmawan)

LOMBOK TENGAH - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar ujicoba sistem diseminasi informasi dan respon kesiapsiagaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (IDRIP).

Acara yang akan dilaksanakan selama lima hari ini secara resmi dibuka oleh Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi pada Selasa (3/12). 

Ujicoba sistem diseminasi informasi ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kapabilitas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) masing-masing daerah.

"Kita melakukan pekerjaan dari IDRIP mulai tahun 2020 hingga 2025 nanti. Perlu bagi kita melakukan uji sistem pada pekerjaan SIMAMPU (Sistem Manajemen Pusdalops), untuk mengukur apakah pekerjaan ini bermanfaat, apakah dipahami oleh masyarakat," jelas Prasinta.

Melalui uji sistem ini diharapkan mendapatkan gambaran gap serta rekomendasi dengan tujuan selanjutnya dapat diperbaiki atau ditingkatkan agar dapat tercapai sistem yang baik. 

Pelaksanaan uji sistem ini turut melibatkan banyak pihak baik di tingkat pusat maupun daerah antara lain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, BPBD Kabupaten Lombok Tengah, BPBD Kota Mataram, BPBD Lombok Utara, para kepala daerah, unsur TNI/Polri, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Ujicoba ini juga mengupayakan agar kegiatan dari Pemerintah, organisasi, dan Kementerian/Lembaga lain dapat terintegrasi," tambah Prasinta.

Simulasi yang akan dilaksanakan mencakup pelaksanaan Table Top Excercise (TTX), gladi posko, dan gladi lapangan. 

Sebelumnya, pada Senin (2/12) telah mulai dilaksanakan salah satu rangkaian acara berupa sesi akademik bersama aktor pelaksana simulasi.

Materi simulasi terkait dengan implementasi hasil pelaksanaan IDRIP yang mencakup operasionalisasi SIMAMPU, MHEWS (Multi Hazard Early Warning Systems), KRB skala desa dan kabupaten/kota, pemasangan rambu evakuasi, rencana kontijensi, dan Destana.

Sementara itu, Nusa Tenggara Barat dipilih sebagai salah satu lokasi IDRIP karena wilayah ini memiliki risiko bencana gempa dan tsunami cukup tinggi. Sedikitnya 14 gempa dan tsunami tercatat pernah terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Pada 29 Juli 2018, gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang Lombok Utara. Kurang dari satu minggu kemudian, tepatnya pada 5 Agustus 2018, gempa 7 SR melanda wilayah Lombok. Kejadian ini diikuti oleh tsunami setinggi 10-13 sentimeter.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN