BNPB Fasilitasi Penyusunan Business Continuity Plan Bagi Pelaku UMKM Di Bandung Barat
03 Nov 2023 20:57 WIB

Foto : Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily (jaket hijau) didampingi Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi (kemeja putih dengan rompi hijau) dan Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo (kemeja putih dengan rompi cokelat) berdiskusi dengan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang hadir saat kegiatan Fasilitasi Penyusunan Bussines Continuty Plan (BCP) bagi pelaku UMKM di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Jumat (3/11). (Bidang Komunikasi Kebencanaan / Muhammad Arfari Dwiatmodjo)
BANDUNG BARAT - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Kesiapsiagaan mengadakan kegiatan Fasilitasi Penyusunan Bussines Continuty Plan (BCP) bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Jumat (3/11).
Kegiatan ini merupakan upaya bersama antara BNPB dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat dalam rangka membangun ketangguhan sektor swasta dan UMKM dalam menghadapi potensi risiko bencana di Indonesia.
Kegiatan ini dibuka oleh Prasinta Dewi selaku Deputi Bidang Pencegahan BNPB, dalam sambutannya Prasinta mengatakan BNPB melakukan kegiatan fasilitasi penyusunan BCP atau rencana keberlanjutan usaha bagi pelaku UMKM.
“Program ini sebagai salah satu strategi dalam menjaga kestabilan UMKM jika terjadi keadaan darurat bencana. serta pemulihan sesegera mungkin pasca terjadinya bencana,” ucap Prasinta.
“UMKM harus memiliki kapasitas dalam melakukan upaya preventif dan kuratif terhadap aktivitas bisnisnya dari dampak bencana maupun kondisi krisis lainnya,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan tujuan dari BCP ini adalah sebagai pedoman dalam menjalankan usaha yang lebih aman saat menghadapi kemungkinan situasi darurat akibat bencana dan sebagai tindakan antisipatif untuk mengurangi resiko bencana yang merugikan.
“Dengan melakukan penyusunan BCP diharapkan dapat memperkecil efek bencana yang mengganggu operasional UMKM serta meminimalkan resiko kerugian keuangan dan meningkatkan daya lenting UMKM di masa pemulihan,” ungkap Prasinta.
Ke depan diharapkan pelaku UMKM dapat menyusun rencana keberlanjutan usaha saat menghadapi bencana sebagai salah satu langkah mitigasi bencana di sektor dunia usaha.
“Kegiatan ini dapat membantu pelaku UMKM dalam penyusunan rencana keberlanjutan usaha saat menghadapi darurat bencana secara komprehensif. Dengan melakukan penelitian resiko, analisis dampak usaha, serta langkah-langkah alternatif untuk melanjutkan layanan utama bisnis pada situasi darurat. BCP sebagai upaya untuk memitigasi segala potensi resiko dan aktivitas bisnis UMKM,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ace Hasan Syadzily selaku Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI yang turut hadir menjelaskan, sebagai mitra kerja BNPB memiliki kepentingan untuk hadir di tengah – tengah masyarakat untuk mengetahui secara langsung kondisi secara aktual.
“Sebagai mitra BNPB, Komisi VIII DPR RI penting untuk hadir di tengah - tengah acara ini, karena Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi bencana yang tinggi, hampir semua bencana ada di Kabupaten Bandung Barat. Salah satunya Sesar Lembang, alhamdulillah salah satu desa di lembang sudah menjadi Desa Tangguh Bencana BNPB,” ujar Ace.
Pendekatan penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan terpaku pada pemerintah saja, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri harus tidak dibantu oleh beberapa pihak antara lain dunia usaha.
“Pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri kalau tanpa ditopang dan didukung oleh dunia usaha. Dunia usaha harus menjadi komponen dan pilar yang utama di dalam proses penangangan bencana,” sambungnya.
Sementara itu Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo dalam sambutan penutup acara mengatakan UMKM di bebrapa wila kegiatan ini sebagai langkah awal perkembangan koordinasi awal sebelum terjadinya bencana. Pertemuan ini menjadi langkah awal kerja bersama dengan bertemunya UMKM dengan pihak-pihak terkait.
“Nantinya saat bencana diharapkan rantai pasok terkait bahan baku dapat didorong oleh Kadin bagi UMKM terdampak di daerah terdampak,” kata Pangarso
“UMKM harus menjadi bagian dari Keluarga Tangguh, karena Bapak dan Ibu sudah tahu langkah yang harus dilakukan pada fase pra, saat dan pasca bencana, diharapkan dapat berbagi pengetahuan di lingkup keluarga” tutupnya.
Berbagi Pengalaman Bertahan Di Tengah Pandemi
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia beberapa waktu lalu turut membuat sebagian besar UMKM terdampak pada turunnya penjualan dan bahkan ada yang hingga menutup usahanya. Pada kegiatan ini beberapa pelaku UMKM saling bertukar pengalaman yang dialami ketika pandemi Covid-19 yang lalu.
Salah satunya Susi yang berasal dari Lembang, saat sebelum pandemi dirinya berjualan makanan di toko oleh-oleh di wilayah Lembang yang akhirnya saat pandem bangkrut karena toko tersebut banyak yang tutup.
“Banyak toko yang berhenti saat pandemi membuat dagangan tidak terjual sama sekali, namun akhirnya beralih dengan penjualan on line dan dari mulut ke mulut membuat dagangan kembali laku kembali dan akhirnya bisa bertahan hingga sekarang,” kata Susi.
Berdasarkan pengalaman tersebut, dirinya berusaha meyakinkan kepada sesama pelaku UMKM yang hadir, jika suatu saat terdampak bencana dan alami krisis agar tidak langsung patah semangat dan terus berjuang dengan berbagai cara agar bisa kembali membuka usaha pasca ditempa bencana.
“Apabila di situasi bencana, jangan berkecil hati agar tetap semangat berusaha karena akan membuahkan hasil,” tuturnya.
Selanjutnya para peserta mendapatkan materi tentang Karakteristik dan Perkembangan Bencana di wilayah Kabupaten Bandung Barat oleh perwakilan BPBD Kabupaten Bandung Barat, peran Kamar Dagang Indonesia dan Industri (Kadin) di seluruh fase penanganan bencana oleh Wakil Ketua Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Kadin, materi UMKM dan Ekonomi Berkelanjutan oleh Asdep Kementerian Koperasi dan UMKM, kemudian Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat oleh Akademisi dari IPB University, terakhir Peran UMKM dalam Pengurangan Risiko Bencana oleh Koordinator Tim Pentaheliks BNPB.
Melalui kegiatan ini diharapkan meningkatkan kesiapan sektor swasta dan UMKM dalam melindungi dan menyelamatkan aset usaha, kemudian kesiapan dalam mempertahankan proses bisnis bila masih berjalan atau menghidupkan kembali proses bisnis bila dimungkinkan segera setelah bencana terjadi, terakhir kesiapan memperoleh kembali aset-aset terdampak bencana untuk mendukung kembali berjalannya proses bisnis.
Adapun para peserta berjumlah 43 orang yang terdiri dari perwakilan BPBD Provinsi Jawa Barat, BPBD Kabupaten Bandung Barat, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung Barat serta pelaku UMKM di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Penulis