BNPB Dorong Percepatan Pemulihan Pascabanjir Situbondo
30 Des 2024 18:57 WIB

Foto : Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati lakukan Rapat Koordinasi di Posko OMC di Baseops AL, Jawa Timur pada Minggu (29/12). (BNPB)
SURABAYA – Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati lakukan Rapat Koordinasi pascakejadian banjir bandang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Minggu (29/12). Rapat ini dihadiri oleh Sekda Kabupaten Situbondo, BPBD Prov. Jatim, BPBD Kab. Situbondo, perwakilan TNI/Polri dan lembaga terkait lainnya.
Banjir melanda Kabupaten Situbondo pada Selasa (24/12) yang akibatkan 134 unit rumah terdampak, satu unit fasilitas peribadahan dan satu unit fasilitas pendidikan terdampak, serta tiga unit jembatan hanyut.
Pada kesempatan ini Raditya Jati menyatakan, perlunya koordinasi dalam pemanfaatan dana baik itu dana internal daerah ataupun dana siap pakai dari BNPB guna mempercepat pemulihan pascabencana.
Koordinasi dalam pemanfaatan BTT untuk perbaikan infrastruktur dan DSP untuk pemulihan darurat. Seperti perbaikan fasilitas umum dan fasilitas pendidikan yang terdampak.
Lebih lanjut dirinya mengingatkan, masih ada potensi cuaca ekstrem pada awal tahun 2025 dan perlu dilakukan mitigasinya.
“Perlu identifikasi wilayah rawan terhadap bencana hidrometeorologi dan langkah antisipasi karena proyeksi puncak cuaca ekstrem berlangsung Januari sampai Februari 2025,” kata Raditya.
“Penguatan peringatan dini dan sosialisasi kepada masyarakat, agar bencana serupa tidak terulang kembali,” imbuhnya.
BNPB akan terus memantau perkembangan kondisi penanganan dan mitigasi terhadap bencana hidrometeorologi.
Tinjau OMC di Jawa Timur
Sebelumnya, Raditya Jati meninjau pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Pangkalan Udara TNI AL, Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (29/12) pagi . Pelaksanaan OMC ini sebagai tindak lanjut dari arahan Kepala BNPB saat melakukan rapat koordinasi penanganan bencana hidrometeorologi di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (17/12) yang lalu.
Kepala BNPB mengungkap dengan adanya potensi cuaca ekstrem pada periode Desember - Januari, diperlukan OMC untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jawa Timur yang dikhawatirkan menyebabkan banjir dan longsor.
OMC dianggap efektif dalam mengurangi risiko cuaca ekstrem, ini terbukti tidak hanya di Jawa Timur saja, Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah juga telah melakukan OMC guna meminimalisir dampak bencana.
Sampi hari ini (30/12) OMC di wilayah Jawa Timur telah berhasil melakukan penyemaian sebanyak 33 ton NaCl dan total waktu terbang selama 79 jam dan 47 menit dengan jumlah 35 sorti penerbangan.
Peninjauan posko ini dihadiri oleh Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Kadis PU Prov. Jawa Timur, BPBD Prov. Jawa Timur, TNI dan pihak terkait lainnya.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin