Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

BNPB Bersama ADEXCO Selenggarakan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR)

Dilihat 1503 kali
BNPB Bersama ADEXCO Selenggarakan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR)

Foto : Deputi Sistem dan Strategi bersama praktisi kebencanaan di acara Global Forum For Sustainable Resilience. (Bidang Komunikasi Kebencanaan BNPB/Rusnadi Suyatman)

JAKARTA- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Asia Disaster Management and Civil Protection Expo and Conference (ADEXCO) selenggarakan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR). Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari pada Kamis (2/3) dan Jumat (3/3) berlokasi di Jakarta International Expo (JiExpo). Acara GSFR merupakan komitmen BNPB dalam memberikan penguatan resiliensi berkelanjutan dalam Menghadapi Bencana.

Di penghujung acara GSFR, Deputi Sistem dan Strategi, Raditya jati menjelaskan Ketahanan berkelanjutan bukanlah konsep baru dalam dunia akademik, juga bukan konsep yang diciptakan untuk bersaing dengan agenda global dan komitmen internasional yang ada. Konsep ini sebelumnya ditawarkan oleh Presiden Republik Indonesia pada acara tersebut. Hasil pembahasan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali pada tahun 2022 dalam menjawab tantangan risiko sistemik. 

“Selain itu, kami juga berharap konsep ini dapat membantu kami mempercepat implementasi dan pencapaian target prioritas Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana, Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) dan tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan hasil dari kegiatan GFSR tercipta konsep yang lebih terdefinisi dan operasional. Dapat merangkul lebih banyak pemangku kepentingan untuk bersama-sama merancang dan menyepakati apa yang berkelanjutan, ketangguhan yang kita harapkan. Saya berharap Forum Global untuk Ketahanan Berkelanjutan akan terus berlanjut kesempatan lain di masa depan, “ujar Raditya.

Kegiatan yang diikuti oleh 300 peserta online dan onsite ini terdiri dari tiga sesi. Pada Sesi pertama, membahas Risiko Sistemik, bagaimana pemahaman umum tentang risiko sistemik dan langkah-langkahnya di berbagai bidang pemangku kepentingan, yang merupakan elemen mendasar untuk menentukan tindakan pencegahan dan mitigasi,menuju ketahanan yang berkelanjutan.

Hasil dari pembahasan sesi pertama mewujudkan pemahaman berbasis pengetahuan yang komprehensif tentang risiko sistemik langkah-langkah dari perspektif konseptual, kebijakan dan politik harus diprioritaskan, bernilai ekonomi, dan mengakui pentingnya menerjemahkan risiko sistemik, pemahaman untuk memandu investasi yang aman, kesiapsiagaan, dan penciptaan peringatan dini, dengan fokus utama mengurangi dampak dalam kehidupan serta tindakan dini dalam pencegahan.

Selanjutnya pada sesi kedua, membahas Pentingnya Investasi. Sebagai gambaran kejadian bencana telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang mempengaruhi kelompok rentan masyarakat dan usaha mikro dan kecil menengah. Oleh karena itu Investasi pada pencegahan dan kesiapsiagaan (seperti building code regulasi, teknologi manajemen data, dan pembiayaan bencana dan alat asuransi) serta perhitungan manfaat biaya, pemantauan dan evaluasi yang efektif harus dilakukan efektif melalui keterlibatan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil

Pembahasan pada Sesi ketiga Ketahanan Berkelanjutan dengan membawa konsep ke dunia. Ketahanan berkelanjutan perlu dibangun di atas koherensi empat global platform (SDGs, SFDRR, Perjanjian Paris, dan Pembiayaan untuk Pembangunan), sinergi lintas institusi, inklusivitas, dan didukung oleh kebijakan berbasis bukti dan lebih banyak investasi untuk Disaster Risk Reduction (DRR) dan _Climate Change Adaptation (CCA) di tingkat lokal. Pendekatan Ketahanan Berkelanjutan perlu diterjemahkan ke dalam wacana yang dapat dicerna dan dipahami untuk memicu tindakan di semua tingkatan. Agar efektif pengurangan risiko bencana, maka generasi muda dan generasi mendatang perlu dilibatkan dalam diskusi tentang ketahanan berkelanjutan.

Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana, Mami Mizutori, menyampaikan rekaman pesan untuk para peserta yang diputar sebagai keynote speech. Sedangkan ketiga sesi GSFR tersebut dimoderatori oleh Oliver Lacey Hall, Philips J. Vermonte, dan Said Faisal. Di samping itu, kegiatan GFSR juga menghadirkan para narasumber dari berbagai instansi dan latar belakang, dan praktisi kebencanaan.



Abdul Muhari, Ph.D.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB


Penulis

Admin


BAGIKAN