BNPB Berbagi Pengalaman Penanganan Bencana pada Mahasiswa Universitas Indonesia
25 Apr 2025 16:18 WIB

Foto : Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si., saat memberikan materi tenteng Disaster Management kepada Mahasiswa Universitas Indonesia di Graha BNPB, Jakarta pada Jumat (25/4). (Bidang Komunikasi Kebencanaan / Muhammad Arfari Dwiatmodjo)
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima kunjungan mahasiswa kedokteran gigi kelas khusus internasional dari Universitas Indonesia pada Jumat (25/4). Kunjungan ini sebagai bentuk penyelenggaraan Mata Kuliah Disaster Management bagi para mahasiswa tersebut.
Pada pertemuan ini, BNPB diwakili oleh Deputi Bidang Sistem dan Strategi Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si., menyampaikan dalam presentasi yaitu kondisi Indonesia yang berada di lokasi rawan bencana membuat Indonesia harus memiliki langkah-langkah strategis dalam penanggulangan bencana yang berkelanjutan.
“Indonesia terletak di Cincin Api dan berada di titik pertemuan tiga lempeng tektonik: Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Pergerakan lempeng yang aktif menyebabkan terjadinya gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan berbagai bencana lainnya secara rutin di seluruh Indonesia,” ucap Raditya.
“Setiap tahun, Indonesia menghadapi berbagai bahaya hidrometeorologi dan iklim. Sekitar 90% dari bencana yang terjadi didominasi oleh bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan,” imbuhnya.
Dalam penanganan bencana, BNPB tidak bekerja sendirian. Mengusung kolaborasi Pentaheliks, BNPB menggandeng unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dann media.
“BNPB terus mendorong pemerintah daerah dalam mengoptimalkan perencanaan pembangunan daerah berbasis pengurangan risiko bencana,” tutur Raditya.
Pemaparan dilanjutkan dengan membahas tataran regulasi kebijakan dan perencanaan jangka panjang, Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) dan Rencana Nasional (Renas) Penanggulangan Bencana penting untuk diintegrasikan dalam mendukung pembangunan nasional.
Sebagai penutup Raditya Jati, menekankan urgensi Resiliensi berkelanjutan, investasi PRB di daerah, dan risiko sistemik yang dapat terjadi di Indonesia serta perencanaan penanggulangan bencana yang lebih terpadu di daerah.
Setelah mendapatkan pemahaman tentang penanggulangan bencana di Indonesia, para mahasiswa selanjutnya menuju ruang Pusat pengendalian operasi untuk mengetahui bagaimana cara kerja BNPB dalam melakukan monitoring bencana selama 24 jam dalam satu hari.
Kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi diorama edukasi bencana sebagai salah satu fasiltas yang dimiliki BNPB untuk memberikan sosialisasi bencana kepada masyarakat umum. Terakhir mahasiswa kedokteran tersebut turut mengunjungi kantor AHA Centre yang berada di Lantai 13 Gedung Graha BNPB.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin