Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

BNPB Amplifikasi Resiliensi Berkelanjutan dalam APMCDRR

Dilihat 471 kali
BNPB Amplifikasi Resiliensi Berkelanjutan dalam APMCDRR

Foto : Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati (Memegang mic) saat mengisi materi resiliensi berkelanjutan, Filipina (15/10). (BNPB)

MANILA – Konferensi tingkat menteri se-Asia Pasifik untuk pengurangan risiko bencana berlangsung di Kota Manila, Filipina, pada 14 – 18 Oktober 2024. Pada kesempatan ini BNPB sebagai pemimpin delegasi Indonesia mengusung resiliensi berkelanjutan dalam gelaran yang dihadiri ribuan peserta dari 69 negara. 

Resiliensi berkelanjutan kembali digaungkan Pemerintah Indonesia pada sesi ministerial statement. Delegasi Indonesia yang diketuai Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan pentingnya untuk membangun resiliensi berkelanjutan. Gagasan ini pertama kali diutarakan Presiden RI Joko Widodo pada pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) Bali pada 2022 lalu. 

“Gagasan tersebut tercantum dalam outcome document Bali Agenda for Resilience,” ujar Raditya, Selasa (15/10). 

Terkait dengan resiliensi berkelanjutan, Raditya mengatakan, “Ini juga telah diadopsi pada ASEAN Leaders’ Declaration on Sustainable Resilience pada tahun 2023 serta menyelenggarakan Global Forum for Sustainable Resilience selama dua tahun berturut-turut, yaitu pada 2023 dan 2024.”

Indonesia menggarisbawahi gagasan tersebut mengingat dunia ini semakin rentan tidak hanya fenomena alam yang berujung bencana tetapi dapat diperburuk dengan adanya perubahan iklim global. 

Pada saat penyampaian pernyataan pemerintah, Raditya mengungkapkan solidaritas kepada para negara yang terdampak taifun Yagi beberapa pekan lalu. 

Masih dalam kesempatan yang sama, Raditya juga mengingatkan para delegasi negara-negara yang hadir mengenai peringatan 20 tahun tsunami Samudra Hindia yang terjadi 2004 silam. Pengalaman ini semua membutuhkan upaya kolaboratif di tingkat global untuk resiliensi berkelanjutan. 

Resiliensi berkelanjutan juga disinggung oleh Special Representative of the UN Secretary-General for Risk Reduction (SRSG DRR), Kamal Kishore. Pada sambutannya di acara pembukaan APMCDRR 2024, Kamal mengatakan resiliensi berkelanjutan merupakan salah satu gagasan untuk memperkuat manajemen risiko bencana. 

Ia mengatakan pembahasan mengenai penguragan risiko bencana (PRB) tidak hanya relevan terhadap Asia-Pasifik, tetapi juga seluruh dunia. Meskipun Asia-Pasifik merupakan kawasan yang paling rawan bencana di dunia, kawasan ini juga merupakan kawasan yang telah mempelopori banyak konsep manajemen risiko bencana yang telah diikuti di seluruh belahan dunia. 

“Misalnya, dari prinsip Jepang "Membangun Kembali dengan Lebih Baik" hingga inovasi Filipina dalam membangun ketahanan lokal. Dari promosi Indonesia tentang "Resiliensi Berkelanjutan" hingga pendekatan komprehensif India dalam membiayai PRB. Dari program kesiapsiagaan siklon Bangladesh hingga modul Kepulauan Pasifik yang mengintegrasikan aksi iklim dan PRB,” tambahnya. 

Sementara itu, konferensi yang digelar di Philippines International Conference Centre (PICC) merupakan penyelenggaraan pertama setelah berlangsungnya Midterm Review of the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction pada tahun 2023. 

APMCDRR tahun ini mengusung tema “Surge to 2030: Enhancing ambition in Asia-Pacific to accelerate disaster risk reduction”. Konferensi juga mengangkat tiga pilar, yaitu (1) solusi praktis untuk meningkatkan pembiayaan pengurangan risiko bencana; (2) tidak meninggalkan seorang pun: tata kelola risiko bencana yang responsif gender dan inklusif; (3) pelokalan dan ketahanan perkotaan dan pedesaan. 

Di samping itu juga diangkat 4 tema lintas sektor, yaitu (1) ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengetahuan; (2) koordinasi dan kolaborasi multi-pemangku kepentingan; (3) konvergensi dan koherensi; dan (4) keterlibatan penuh sektor swasta.

Selama penyelenggaraan konferensi, delegasi Indonesia didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Filipina. Selain itu, kehadiran Indonesia juga diperkuat oleh kementerian dan lembaga terkait, seperti BMKG dan KLHK, serta perwakilan organisasi masyarakat sipil.

Pada APMCDRR kali ini, delegasi Indonesia mengisi beberapa sesi, di antaranya pada plenary 3-Localization and Urban and Rural Resilience. Dalam ignite stage, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Puji Pujiono dari Pujiono Centre dan Vanda Lengkong dari Plan International mengisi materi resiliensi berkelanjutan.

Konferensi tingkat menteri Asia-Pasifik untuk pengurangan risiko bencana atau Asia Pacific Ministerial on Disaster Risk Reduction (APMCDRR) merupakan ajang tingkat regional. APMCDRR menjadi wadah pertemuan dan pertukaran gagasan para pelaku kebencanaan yang menghadirkan unsur pemerintah dan non-pemerintah. 



Abdul Muhari, Ph.D. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis

Admin


BAGIKAN