Banjir dan Tanah Longsor di Sambas, Satu Warga Meninggal Dunia
21 Jan 2025 14:27 WIB

Foto : Kondisi banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, Senin (20/1) (BPBD Kabupaten Sambas)
JAKARTA - Banjir dan tanah longsor melanda wilayah Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, pada Jumat (17/1). Hujan dengan intensitas tinggi memicu luapan air sungai masuk hingga ke pemukiman warga. Dilaporkan terdapat satu warga meninggal dunia akibat peristiwa ini.
Hasil kaji cepat sementara, banjir melanda 13 desa terdampak diantaranya Desa Semata, Merabuan, Pancur, Arung Medang, Merpati, Simpang Empat, Tangaran di Kecamatan Tangaran. Desa Sebubus, Nibung di Kecamatan Paloh, Desa Sagu dan Desa Tempapan Hulu di Kecamatan Galing dan Desa Sebunga di Kecamatan Sajingan Besar.
Banjir ini berdampak pada 2.515 rumah, 23 fasilitas ibadah dan 24 fasilitas pendidikan. Ketinggian muka air berkisar antara 10 hingga 10 sentimeter.
Selain banjir, peristiwa tanah longor juga terjadi di Desa Sungai Bening, Kecamatan Sajingan Besar. Longsor berdampak pada akses jalan nasional yang menghubungkan dua kecamatan yakni Kecamatan Paloh dan Kecamatan Sajingan Besar. BPBD Kabupaten Sambas bersama tim gabungan segera melakukan evakuasi dan koordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk melakukan pembukaan material longsor yang menutupi badan jalan.
Sebagai bentuk respon cepat, Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status tanggap darurat yang tertuang dalam Surat Keputusan No. 21/BPBD/2025 selama 14 hari terhitung mulai tanggal 13 Januari 2025 - 27 Januari 2025. Kondisi terkini dilapangan per Senin (20/1) pukul 21.10 WIB dilaporkan banjir masih menggenang dibeberapa titik. Sedangkan untuk wilayah banjir rob, air surut pada siang hari, namun kembali pasang pada malam hari.
Merujuk prakiraan cuaca BMKG tiga hari kedepan hingga (23/1) wilayah Kabupaten Sambas masih berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah di musim penghujan awal tahun 2025. Salahsatunya dengan mempersiapkan stok logistik, menyimpan dokumen, barang berharga ke tempat yang lebih aman serta mempersiapkan rencana evakuasi mandiri jika diperlukan pada kondisi kedaruratan.
Abdul Muhari, Ph.D
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Admin