Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

39 Kecamatan Terdampak Bencana Kabupaten Sukabumi Masuk ke Fase Pemulihan

Dilihat 122 kali
39 Kecamatan Terdampak Bencana Kabupaten Sukabumi Masuk ke Fase Pemulihan

Foto : Warga Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi saat mendengarkan pengarahan dari BNPB dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi. (Beratria Sukisno)

SUKABUMI – Tingginya intensitas hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi pada awal Desember 2024 menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi basah yang  mengakibatkan sebanyak 39 kecamatan di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat terdampak, dari total 39 yang terdampak hingga kini semuanya telah memasuki fase pemulihan.

Peristiwa ini menyebabkan terganggunya aktivitas sosial dan ekonomi yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Sebagai upaya untuk mempercepat penanganan bencana di 39 wilayah Kabupaten Sukabumi yang terdampak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkatan Udara dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang bermarkas di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta.

Langkah ini diambil dikarenakan kondisi cuaca yang labil dan masih sering terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang menyebabkan terhambatnya penanganan darurat di wilayah Kabupaten Sukabumi.

OMC yang dilakukan sejak Rabu (11/12) dengan mengerahkan dua armada. Diharapkan OMC ini dapat mereduksi dan meretribusi curah hujan di wilayah Sukabumi sehingga proses penanganan darurat bisa berjalan lebih optimal dan efisien.

Pengurangan curah hujan melalui OMC ini  dilaksanakan dengan melakukan penyemaian kepada awan awan potensial yang akan bergerak menuju daerah target agar bisa  mengurangi suplly hujan di wilayah target, dengan penyemaian yang intens melalui metode Jumping Process di wilayah terdampak dapat diantisipasi curah hujan dengan redistribusi pada area lain melalui pemanfaatan awan potensial yang dapat memicu hujan dan mengancam area target.

Pemulihan bencana tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga mencakup dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pendekatan yang terkoordinasi dan mempertimbangkan kearifan lokal serta peran lembaga non-pemerintah sangat penting untuk efektivitas pemulihan.

pentingnya kolaborasi dan koordinasi yang baik dalam proses pemulihan pascabencana. Dengan adanya sinergi yang solid dan koordinasi yang efektif, maka proses pemulihan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

sinergitas antar lembaga dan institusi terkait pun sangat penting dalam dukungan terhadap proses pemulihan pascabencana. Kerja sama yang solid dan terkoordinasi secara efektif akan mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi. 



Abdul Muhari, Ph.D. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 


Penulis

Admin


BAGIKAN