Berita Foto

Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan (tengah depan) bersama Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris (kiri depan) dan Kepala Biro Keuangan BNPB Tavip Joko (kanan depan) saat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10).

Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan (kiri) memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10).

Suasana Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10).

Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan (kiri) memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10).

Suasana Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10).

Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan (tengah depan) bersama Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris (kanan depan) dan Kepala Biro Keuangan BNPB Tavip Joko (kiri depan) berfoto bersama usai Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10).

Rakor Monev Satgas PMK di Sulawesi Barat

Ringkasan Berita:
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional mewanti-wanti Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat agar tidak lengah dengan penyakit mulut dan kuku yang masih melanda beberapa wilayah di Tanah Air. Dalam Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10), Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Koordinator Kesekretariatan Satgas Penanganan PMK Nasional, Lilik Kurniawan mengatakan bahwa meski wilayah Provinsi Sulawesi Barat saat ini tidak ada laporan kasus aktif atau zero reported case, namun bukan berarti kemudian aman dari ancaman. Lilik mengatakan, potensi penularan masih bisa terjadi dari wilayah lain dan penyebarannya sangat cepat.

Tanggal:
29 Okt 2022 15:06 WIB

Fotografer:
Komunikasi Kebencanaan/Danung Arifin